Pilpres 2019

Survei Cawapres Masih Unggulkan Ahok, Fahri Hamzah: Gak Usah Diomongin Lagi, Dia Sudah Jadi Napi

Fahri menduga saat ini ada pihak pihak yang tidak puas dengan putusan pengadilan yang memenjarakan Ahok.

KOMPAS.com/Nabilla Tashandra
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/3/2017). 

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Politisi PKS Fahri Hamzah menanggapi hasil survei Indikator yang salah satu hasilnya menempatkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi unggulan pendamping alias calon wakil presiden untuk Joko Widodo dalam pemilihan presiden 2019 mendatang.

Menanggapi survei tersebut Fahri menyarankan untuk tidak membicarakan Ahok lagi.

"K‎alau saya menyarankan, kita nggak usah ngomong Ahok lagi lah dulu. Berhenti aja‎," ujar Fahri di komplek parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, (13/10/2017).

Fahri menilai Indonesia harus memiliki konsep kepemimpinan yang tidak menjadi beban bangsa.

Karena berbicara konteks sekarang masih banyak masalah membelit Ahok yang belum tuntas.

"Jadi yang sudah jadi beban, sudahlah. Jadi kita maju ke depan tanpa beban. Kita maju dengan sayap yang ringan, dan tidak basah, sehingga mudah dikepakkan, maka Garuda kita terbang tinggi ke angkasa tanpa beban. Sebaiknya seperti itu," katanya.

Fahri menduga saat ini ada pihak pihak yang tidak puas dengan putusan pengadilan yang memenjarakan Ahok serta hasil Pilkada yang membuat Ahok tersingkir.

Oleh karenanya kemudian dimunculkan kembali nama Ahok dalam konstelasi politik.

Menurut Fahri, Indonesia masih banyak memiliki tokoh tokoh yang layak untuk menjadi pemimpin.

Tokoh yang bekerja namun tanpa banyak bicara baik itu yang sekarang berada di dalam negeri maupun luar negeri.

Baca: Sabar Menanti 11 Tahun, Akhirnya Siti Nurhaliza Beri Kabar Bahagia

Baca: 3 Waktu yang Buruk untuk Makan Buah, Hindari Ya. . .

Oleh karena itu menurutnya, Ahok sebaiknya tidak dibicarakan lagi.

‎"Sudahlah, enggak usah diomongin lagi lah. Orang juga lagi menjalani masa dia sebagai, mohon maaf ini tidak etis, enggak enak disebut, tapi disebutnya kan narapidana. Jadi itu sudahlah. Indonesia ini banyak sekali jagoannya. Itulah maksud dari reformasi 19 tahun yang lalu," pungkasnya.

Sebelumnya Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo paling diunggulkan menjadi calon wakil presiden bagi Joko Widodo pada Pemilu 2019.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved