Pemuda Pengangguran Tewas di Pinggir Sungai Anggana, Ternyata Ini Penyebabnya
Diduga terlibat perkelahian sengit, Muma (20), pemuda pengangguran asal Sangasanga, Kukar ditemukan tewas di pinggir sungai
Penulis: Rahmad Taufik | Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTIM.CO, ANGGANA – Diduga terlibat perkelahian sengit, Muma (20), pemuda pengangguran asal Sangasanga, Kukar ditemukan tewas di pinggir sungai kawasan Bagusung Tanjung Pamerrung Dusun Tanjung Berukang RT 08, Desa Sepatin, Kecamatan Anggana, Kukar. Mayat Muma ditemukan Haking (45), pencari kepiting, Selasa (24/10) sekitar pukul 12.00.
Saat itu Haking sedang mencari kepiting menggunakan perahunya. Tiba di lokasi kejadian, ia melihat mayat korban tergeletak di pinggir sungai dan mengenalinya sebagai keluarga dari M Amir (47), warga Sangasanga RT 4, Sangasanga.
Haking kemudian menghubungi Amir. Sesampainya di TKP, Amir meyakini korban adalah pemuda yang tinggal di rumahnya. Amir segera menghubungi pihak kepolisian.
Baca: VIDEO – Ternyata Segini Tarif Prostitusi Online di Banda Aceh
“Polsek dan Polairud Anggana langsung mengecek ke lokasi empang RT 8 untuk mendatangi penemuan mayat sekitar pukul 17.00. Korban langsung dibawa ke RSUD AW Syahrani untuk divisum,” kata Kapolres Kukar AKBP Fadillah Zulkarnaen melalui Paur Subbag Humas Iptu Aha Badulu, Rabu (25/10)
Pada hari sama sekitar pukul 11.00 Wita, Syamsu Alam (45), warga Samboja, melaporkan kejadian yang baru menimpanya. Ia terlibat perkelahian dengan pemuda yang tak dikenalinya, Senin (23/10) pukul 17.00.
Sekitar pukul 13.30, korban datang ke rumahnya di sekitar tambak Bagusung Tanjung Pamerrung Dusun Tanjung Berukang RT 08 untuk minta minum. Syamsu memberinya air putih, lalu ia meneruskan pekerjaannya memperbaiki talang air rumahnya. Korban masuk ke rumah dan mengambil bantal berbaring di rumah Syamsu.
Usai memperbaiki talang rumahnya pukul 15.30, Syamsu melihat korban duduk di kursi. Ia membuatkan kopi. Sekitar pukul 17.00, korban minta diantar mencari perahu tumpangan mau ke Sungai Meriam.
Baca: Castro: Pemeriksaan Jaksa Sebagai Langkah Shock Therapy
Syamsu berjalan lebih dulu diikuti korban. Sekitar 20 meter meninggalkan rumah, tiba-tiba korban memukulnya dengan linggis bergagang kayu dari arah belakang, tepat ke punggungnya. Syamsu melakukan perlawanan sengit dan saling pukul. Gigi bawah bagian depan milik Syamsu sampai lepas.
Mereka bergumul di tanah. Pada kesempatan itu, Syamsu sempat mencekik leher korban hingga korban tak berkutik dan lemas. Ia meninggalkan korban di pinggir sungai dan kembali ke pondoknya.
Syamsu menceritakan kejadian yang baru menimpanya kepada Aris yang berkunjung ke rumahnya. Kepada rekannya itu, Syamsu mengaku hampir dibunuh orang. Malam harinya, keduanya mengecek korban yang ditinggalkan di pinggir sungai. Mayat itu masih berada di tempatnya semula. (*)