Berita Kukar Terkini
Amplang Balet Teluk Dalam Tembus Pasar Dunia, Inovasi Olahan Ikan dan Sarang Walet dari Kukar
Amplang Balet asal Teluk Dalam kini mendunia, inovasi warga sederhana ini berhasil menembus pasar internasional
Penulis: Patrick Vallery Sianturi | Editor: Amelia Mutia Rachmah
TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Ketersediaan Amplang Balet Teluk Dalam kini menjadi sorotan publik. Camilan khas hasil inovasi warga Desa Teluk Dalam, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur itu berhasil menembus pasar internasional berkat keunikan bahan bakunya yang memadukan ikan segar dengan sarang burung walet.
Kepala Desa Teluk Dalam, Supian, menyebut capaian tersebut sebagai kebanggaan seluruh masyarakat.
“Alhamdulillah, produk amplang balet kita sudah diekspor keluar negeri,” ujarnya, Kamis (11/9/2025).
Untuk diketahui, Amplang adalah salah satu oleh-oleh paling ikonik dari Kalimantan Timur. Oleh-oleh yang sering dikenal sebagai kerupuk ikan ini dibuat dari ikan laut seperti tenggiri, pipih, atau kadang haruan dan belida, Tepung tapioka atau sagu, Bumbu rempah khas.
Bahan-bahan tersebut lalu digoreng hingga renyah. Teksturnya ringan dan garing, dengan rasa gurih yang khas. Bentuknya pun bervariasi mulai dari lonjong seperti kuku macan dan bulat kecil seperti bola-bola ikan.
Baca juga: Citra Niaga Samarinda Dipadati Pengunjung saat Libur Lebaran untuk Berburu Oleh-oleh Khas Kaltim
Amplang mulai dikenal luas sejak tahun 1980-an, diproduksi oleh UMKM lokal di Samarinda dan Balikpapan. Kini, beberapa produsen bahkan telah mengekspornya ke luar daerah dan luar negeri.
Amplang Balet dijual dengan harga Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per kemasan 100 gram. Dengan cita rasa khas dan kemasan modern, produk ini cepat diterima pasar tanpa meninggalkan identitas lokal.
Pelaku usaha Amplang Balet, Nafsiah, menjelaskan keunggulannya dibanding amplang biasa.
“Kalau amplang biasa terbuat dari ikan saja, sedangkan amplang balet ada campuran sarang burung waletnya. Proses pembuatannya sama, hanya komposisi bahan saya imbangkan, sehingga rasanya lebih khas,” jelasnya.
Produk ini bahkan sempat dipamerkan hingga Paris, Singapura, dan Hongkong melalui Perkumpulan Pengusaha Pangan dan Kuliner Nusantara (PPKN) Kukar. Respons masyarakat internasional pun sangat positif.
Baca juga: 10 Rekomendasi Oleh-Oleh Bontang yang Menarik dan Sangat Ciri Khas Beserta Harganya, Wajib Beli
“Sekarang peminat amplang balet lebih banyak daripada amplang biasa. Kalau ada event pemerintah, biasanya amplang balet jadi oleh-oleh yang dibawa. Saya juga sering diajak ikut ke luar daerah untuk promosi,” tambahnya.
Dalam hal produksi, Nafsiah tidak bekerja sendirian. Ia dibantu lima orang anggota, khususnya saat permintaan meningkat. Pada hari biasa, kapasitas produksi mencapai sekitar 50 kilogram per bulan, namun menjelang Idulfitri bisa melonjak dua sampai tiga kali lipat.
“Alhamdulillah, antusias masyarakat luar biasa, terutama saat Ramadan hingga H-5 Lebaran,” ungkapnya.
Meski begitu, masih ada kendala yang dihadapi, terutama pada proses penggorengan yang masih manual.
“Sekarang masih pakai wajan, jadi harus diaduk sendiri. Kalau ada alat otomatis tentu lebih ringan,” harap Nafsiah.
Kajari Kukar Tengku Firdaus Pakai Restoratif Justice dalam Penegakan Hukum |
![]() |
---|
Wagub Kaltim Seno Aji Sebut Panen Raya di Mangkurawang Bukti Nyata Arah Swasembada Pangan 2026 |
![]() |
---|
Panen Raya di Mangkurawang Jadi Bukti Kukar sebagai Lumbung Pangan Kaltim |
![]() |
---|
PMII Kukar Desak Kejari Usut Dugaan Korupsi di Dinas Pariwisata |
![]() |
---|
Buku Jejak Edi Damansyah Bedah Polemik Hukum dan Politik Pilkada Kukar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.