Penjual Pulsa Tak Terima dengan Registrasi Ulang Prabayar, Sampai Membakar Ratusan Kartu SIM
Sebanyak 3.000 kartu SIM prabayar dari berbagai jenis provider itu disiram bensin lantas dibakar hingga tak tersisa.
TRIBUNKALTIM.CO - Kebijakan registrasi ulang kartu prabayar yang diwajibkan pemerintah Republik Indonesia melalui kebijakan Kementerian Komunikasi dan Informasi ternyata tidak diterima semua kalangan.
Banyak yang protes dengan kebijakan registrasi ulang ini
Kebijakan registrasi ulang kartu juga membatasi satu orang dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) hanya boleh memiliki tiga kartu SIM prabayar memicu kemarahan para pelaku usaha yang menggeluti bisnis penjualan kartu perdana.
Baca: Fantastis, Cerai dengan Ibnu Jamil, Sang Istri Minta Harta Gono-gini yang Bisa Naik Haji Berapa Kali
Pada Kamis (2/11/2017), seorang pemilik konter di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, mengamuk dan membakar seluruh kartu SIM prabayar yang dijual.
Sebanyak 3.000 kartu SIM prabayar dari berbagai jenis provider itu disiram bensin lantas dibakar hingga tak tersisa.
"Kebijakan ini jelas sangat merugikan kami pemilik konter. Semula yang tak terbatas menjadi terbatasi. Bayangkan saja tanpa kebijakan itu dalam sehari saya bisa menjual 100 kartu dengan untung jutaan rupiah. Lebih baik saya bakar saja," ujar pemilik konter LA Cell, Aziz Muslim (43).
Baca: Namanya Lagi Naik Daun, Tapi Via Vallen Justru Alami Musibah Seperti Ini
Dalam kebijakan itu, sambung Aziz, disebut juga bagi masyarakat yang memiliki usaha, nomor keempat harus didaftarkan di gerai milik operator agar tercatat dengan jelas.
"Kalau harus ke gerai, juga jelas merugikan kami pemilik usaha konter. Beri kewenangan semua konter se Indonesia untuk bisa meregistrasi nomer keempat," tuturnya.
Sebagai bentuk kekesalan, ratusan bahkan ribuan para pelaku usaha penjualan kartu SIM prabayar di sejumlah daerah di Jateng akan berunjuk rasa.
Baca: Selain Aldi Taher, 4 Artis Ini juga Hadapi Perceraian Saat Ditimpa Penyakit, Nomor 4 Sampai Begini

"Ratusan hingga ribuan pemilik konter di Jateng akan berdemo yang dipusatkan di DPRD Provinsi Jateng. Kami sudah saling komunikasi via handphone," ucap Iwan Budi (46), pemilik konter lain di Grobogan.
"Intinya, kami tak setuju kebijakan itu. Terus bagaimana dengan nomor cantik yang dijual dengan harga jutaan. Tentunya diblokir juga jika lewat batas," tambahnya.
Baca: Echa si Putri Tidur Ungkap Penyebab Ia Terlelap Begitu Panjang pada Deddy Corbuzier