Bukan Alien Bukan Pula Badai, Benda Ini yang Dikhawatirkan Hawking Hancurkan Peradaban Manusia

Dia mengingatkan bahwa manusia perlu mencari cara untuk mengendalikan Al

Stephen Hawking 

TRIBUNKALTIM.CO -  Kecerdasan buatan (Al) semakin menunjukkan potensinya kepada manusia. Setelah menjadi asisten pribadi manusia yang dikemas dalam program telepon pintar, kini sebuah robot AI bernama Sophia yang mampu meniru ekspresi manusia mendapatkan kewarganegaraan dari Arab Saudi.

Beberapa waktu ke depan, bukan tidak mungkin bila Al sebagai sahabat karib manusia.

Namun, perkembangan teknologi AI mendapat perhatian tersendiri dari fisikawan Stephen Hawking. Menurut Hawking, Al berpotensi menghancurkan peradaban manusia dan menjadi ciptaan kita yang terburuk.

Hal itu disampaikan Hawking dalam sebuah konferensi teknologi di Lisbon, Portugal. Dia mengingatkan bahwa manusia perlu mencari cara untuk mengendalikan Al.

"Komputer bisa, secara teori, meniru kecerdasan manusia, dan melampaui itu," kata Hawking seperti dikutip Newsweek pada Selasa (7/11/2017).

Robot pintar bernama Sophia bersama Oscar Raymundo dari Macworld dalam
Robot pintar bernama Sophia bersama Oscar Raymundo dari Macworld dalam "kencan" pertama yang tampak masih kikuk. AI buatan Hanson Robotics ini oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah mendapatkan hak kewarganegaraan. 

"Kesuksesan dalam menciptakan AI yang efektif, bisa menjadi peristiwa terbesar dalam sejarah peradaban kita atau yang terburuk. Kita tidak tahu. Jadi, kita tidak dapat mengetahui apakah kita akan dibantu oleh AI secara tak terbatas, atau diabaikan, disisihkan, dan bahkan dihancurkan olehnya," ujarnya lagi.

Penulis buku Sejarah Singkat Waktu itu menuturkan, Al memiliki potensi untuk membantu proses transformasi masyarakat, antara lain dalam memberantas kemiskinan dan menanggulangi berbagai penyakit.

Namun, di sisi lain, Al dapat disalahgunakan menjadi senjata otonom yang kuat. Bahkan, digunakan unuk menindas orang lain hingga mengganggu perekonomian.

Peringatan terhadap bahaya Al ini bukan pertama kalinya diutrakan Hawking. Dalam wawancaranya dengan Wired, profesor Universitas Cambridge ini juga memprediksi bahwa suatu saat, Al dapat menjadi “bentuk kehidupan baru”.

"Saya khawatir AI bisa menggantikan manusia seluruhnya. Jika orang merancang virus komputer, seseorang akan merancang AI yang memperbaiki dan menjawab hal itu. Ini akan menjadi bentuk kehidupan baru yang lebih baik dari manusia," katanya.

Menurut Hawking, jika Al tidak mengambil alih peradaban, menusia tetap akan bernasib malang. Kepercayaannya untuk meninggalkan bumi dan mencari planet baru telah dilontarkan selama beberapa tahun terakhir.

Pada Mei 2017, misalnya, Hawking menuturkan bahwa manusia punya waktu sektiar 100 tahun untuk mencari rumah baru. Batasan waktu itu diperlukan agar manusia bisa bertahan sebagai spesies.

"Saya sangat percaya bahwa kita harus mulai mencari planet alternatif untuk tempat tinggal yang memungkinkan," kata Hawking dalam acara Royal Society di London, Inggris.

"Kita kehabisan ruang di Bumi dan kita perlu menerobos keterbatasan teknologi yang menghalangi kita untuk hidup di tempat lain di alam semesta," imbuhnya.

Selain itu, pada Juni 2017, Hawking kembali mengutarakan kepesimisannya dalam Starmus Festival di Norwegia. Dalam perayaan seni dan sains itu, Hawking menuturkan bahwa ancaman yang dimiliki bumi terlalu banyak sehingga sulit baginya bersikap positif.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved