Tak Semua Orangutan Bisa Dilepasliarkan, Ini Penyebabnya
Tidak semua individu orangutan yang berhasil diselamatkan, dilepasliarkan lagi di habitatnya, yakni hutan alam.
Penulis: Rafan Dwinanto | Editor: Januar Alamijaya
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Tidak semua individu orangutan yang berhasil diselamatkan, dilepasliarkan lagi di habitatnya, yakni hutan alam.
Hal ini diungkapkan Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim, Sunandar, Selasa (14/11/2017).
Di Kaltim, yang merupakan habitat orangutan, hanya ada satu lokasi yang dinyatakan layak sebagai tempat relokasi orangutan, yakni di area PT Rehabilitasi Habitat Orangutan Indonesia (Rhoi), seluas 86 ribu hektare.
Baca: Disinggung Mundur dari Jabatan, Kapolda Kaltim: Kalau Ngga Direkomendasikan Gimana
“Harusnya sudah tidak ada lagi orangutan di kandang. Faktanya, kita kesulitan lokasi pelepasliaran orangutan. Tempat lain memang ada, tapi yang sudah dikaji pemerintah itu baru PT Rhoi,” kata Sunandar, di acara Penyusunan Rencana Aksi Konservasi Orangutan, Regional Kaltim, di Hotel Grand Victoria, Samarinda.
Kendala lain yang membuat orangutan tak dilepasliarkan kembali ke alam yakni penyakit dan kemampuan individu orangutan di alam liar.
“Yang sakit ini harus disembuhkan dulu. Sementara, kebanyakan orangutan yang sakit susah disembuhkan. Ada satu individu yang berhasil sembuh. Tapi, kebanyakan susah sembuh kalau sudah terjangkit hepatitis, TBC,” ungkap Sunandar.
Baca: Ini Nih Bini Jaman Now! Unggahan Wanita Ini Dibagikan Ribuan Suami ke Istri. . .
Orangutan yang terlanjur lama tidak hidup di habitat aslinya, juga dinilai kehilangan kemampuan adaptasi.
“Sehingga, harus dilatih dulu biar liar kembali,” kata Sunandar.
Menurut Sunandar, harus ada terobosan baru, agar semua orangutan bisa dilepasliarkan. Pernah, lanjut Sunandar, muncul wacana orangutan yang sakit akan direlokasi di satu pulau tertentu.
Baca: Ini Nih Bini Jaman Now! Unggahan Wanita Ini Dibagikan Ribuan Suami ke Istri. . .
Sehingga, bisa dilepasliarkan tanpa harus menulari orangutan yang memang mendiami kawasan lainnya.
“Tapi wacana ini masih harus dibahas lagi di berbagai diskusi,” kata Sunandar.
Saat ini, lanjut Sunandar, para perusahaan pemilik konsesi, terlebih perkebunan sawit, sudah sangat berhati-hati dalam menangani konflik dengan orangutan.
Baca: Sophia Latjuba Bersama Cowok di Kamar Mandi Ini, Bikin Netizen Lemas Lihat Lekuk Tubuhnya
“Apalagi yang (perusahaan) lagi mengurus RSPO (rountable of suistainable palm oil). Kalau sampai ada orangutan mati, bisa habis dia. Bisa tidak jualan dia,” tutur Sunandar.