Kapolda dan Pangdam Hampir Tertembak Saat Bebaskan Sandera di Papua
upaya pembebasan 344 warga sipil terisolasi di tiga tempat itu penuh risiko lantaran KKB terus menghujani aparat dan warga dengan tembakan
TRIBUNKALTIM.CO - Proses pembebasan sandera di Banti, Kimbeli dan area longsoran Distrik Tembagapura, Papua pada Jumat (17/11/2017), menyisakan sebuah cerita menegangkan terutama dalam detik-detik menjelang pembebasan sandera.
Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Polisi Boy Rafli Amar dan Panglima Daerah Militer XVII/Cenderawasih Mayjen TNI George Elnadus Supit diberitakan nyaris tertembak.
Baca: Netizen Heboh, Diam-diam Pertamina Naikan Harga BBM
"Saat kegiatan evakuasi warga oleh tim gabungan TNI dan Polri, anggota kami masih diserang dengan tembakan oleh KKB (kelompok kriminal bersenjata) dari jarak jauh dan ketinggian."
"Bahkan Bapak Kapolda dan Bapak Pangdam diberitakan hampir terkena," kata Kepala Penerangan Daerah Militer XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi di Timika, Sabtu (18/11/2017) seperti dikutip dari Antaranews.com.
Aidi mengakui upaya pembebasan 344 warga sipil terisolasi di tiga tempat itu penuh risiko lantaran KKB terus menghujani aparat dan warga dengan tembakan dari jarak jauh.
Baca: Jeniffer Dunn Dijambak di Depan Umum, Nikita Mirzani Beri Komentar Nyelekit
"Itulah risiko yang diambil aparat TNI dan Polri untuk menyelamatkan masyarakat demi kepentingan kemanusiaan."
"Terkadang keselamatan dirinya sendiri diabaikan demi untuk menyelamatkan masyarakat," kata Aidi.
Aidi mengisahkan detil proses pembebasan 344 warga itu.
Dia menyebutkan, pasukan TNI sudah bergerak ke lokasi sasaran sejak lima hari sebelumnya.
Baca: Pengacara Sebut Setya Novanto Tidur Terus Tak Bangun-bangun
Mereka terdiri dari Kopassus 13 personel, 20 personel dari Batalyon 751/Rider, dengan tugas khusus merebut Kampung Kimbeli dari KKB.
Selain itu, Peleton Intai Tempur Kostrad bersama Batalyon Infanteri 754/Eme Neme Kangasi dengan personel masing-masing 10 orang.
Tugasnya adalah merebut Kampung Banti.