Musim Hujan, Waspada DBD Mengancam Warga

Dinas Kesehatan harus kerja ekstra untuk meredam penyebaran DBD. Salah satunya dengann melakukan fogging (pengasapan) di sejumlah kawasan

TRIBUN KALTIM/GEAFRY NECOLSEN
JAGA KEBERSIHAN - Masyarakat diimbau untuk menjaga kebersihan lingkungan untuk menakan perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti pembawa penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Dalam beberapa pekan terakhir, Kabupten Berau terus diguyur hujan. Curah hujan yang tinggi seperti sekarang merupakan kondisi yang ideal bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti pembawa penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Karena itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Berau, Totoh Hermanto mengimbau kepada masyarakat untuk untuk menjaga kebersihan lingkungan masing-masing.

“Dengan melakukan pembersihan saluran drainase, membersihkan sampah yang menjadi genangan air. Karena nyamuk Aedes Aegypti ini berkembangbiak dalam genangan air,” ujar Totoh.

Pasalnya, tahun-tahun sebelumnya, Dinas Kesehatan harus kerja ekstra untuk meredam penyebaran DBD. Salah satunya dengann melakukan fogging (pengasapan) di sejumlah kawasan yang dianggap rawan.

“Setiap hari kita lakukan fogging, kita turunkan seluruh pegawai kita, lokasi-lokasi yang dianggap rawan kita foging. Kondisi ini membutuhkan banyak biaya, jadi pepatah lebih baik mencegah daripada mengobati, sangat tepat sekali,” tegasnya.

Dijelaskannya, pengasapan hanya efektif pada nyamuk Aedes Aegypti dewasa, sementara jentik-jentik nyamuk tak terpengaruh dengan pengasapan. “Jadi tidak cukup dengan foging, harus dibarengi dengan menjaga kebersihan lingkungan dan pemberian abate ke tempat-tempat penampungan air,” imbuhnya.

Totoh mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut serta membasmi nyamuk Aedes Aegyptidan jentik-jentiknya.

“Upaya yang kami lakukan ini tidak akan berhasil tanpa dukungan dari masyarakat. Harus ada kesadaran dari warga dengan menjaga kebersihan lingkungan, mengurangi genangan-genangan air,” ujarnya.

Menurut dia, mengatasi kasus DBD memang sulit, terutama di musim penghujan seperti sekarang. Kondisi ini membuat nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak dengan cepat. “Sekarang memang cukup sulit diatasi karena masuk musim penghujan dan pertumbuhan jentik-jentik menjadi nyamuk itu fase-nya hanya beberapa minggu untuk menetas,” bebernya.

Saat ini ada 6 kawasan yang dianggap rawan terhadap endemic DBD, diantaranya di kawasan Jalan Durian I, Jalan Durian II dan III, kawasan Jalan Manggis, kawasan Gunung Panjang, sekitar Jalan Pulau Panjang hingga menyebar ke Gunung Tabur dan Kelurahan Rinding Teluk Bayur.

Bahkan, kasus DBD juga terjadi di sejumlah kecamatan jauh seperti di Kecamaatan Segah, Talisayan hingga Bidukbiduk. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved