Antisipasi Difteri, Walikota Ini Perintahkan Vaksin Massal untuk Murid SD

Walikota Bontang Neni Moerniaeni memberi perhatian khusus terhadap maraknya penularan penyakit difteri di sejumlah wilayah Indonesia.

Editor: Sumarsono
TRIBUN KALTIM / AMANDA LIONY
Walikota Bontang, Neni Moerniaeni 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Walikota Bontang Neni Moerniaeni memberi perhatian khusus terhadap maraknya penularan penyakit difteri di sejumlah wilayah Indonesia.

Guna mengantisipasi penyebaran virus difteri ke Bontang, Neni yang juga Dokter Spesialis Obgyn menjadwalkan program vaksinasi ulang kepada seluruh pelajar sekolah dasar (SD) se-Kota Bontang.

"Saya mengikuti isu penyebaran difteri ini sudah cukup membahayakan. Jadi saya minta semua pihak, puskesmas, posyandu, pihak sekolah, guru dan para orangtua melakukan vaksinasi kepada anak-anak mereka," ujar Walikota Neni, belum lama ini.

Menurut Neni, difteri merupakan infeksi yang disebabkan bakteri Corynebacterium diphtheriae dan ditularkan dari orang ke orang. Virus difteri biasanya menyebar lewat cairan pernapasan seperti saat batuk atau bersin dan rentan menular ke anak-anak yang tidak mendapat vaksinasi secara lengkap.

Baca: Pendiri Ponpes di Bontang Cabuli Lima Santriwati, Ini Modus Aksi Bejatnya

"Makanya saya minta kepada semua pihakùterutama para orangtua agar mengecek vaksin anaknya. Kalau belum lengkap segara lakukan vaksinasasi ulang," katanya.

Neni mengungkapkan, difteri sejatinya tergolong penyakit yang sudah langka. Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan penyakit ini kembali mewabah jika tidak dilakukan langkah antisipasi secara baik dan menyeluruh.

"Penyakit ini tidak bisa dianggap remeh. Kalau sampai menyerang anak-anak dan tidak tertangani dengan baik, bisa menyebabkan kematian," ungkapnya.

Baca: Soal Difteri, Warga Minta Pemda Ambil Langkah, Surya Tan: Mudah-mudahan Tidak Ada Kasus

Dijelaskan, penyakit difteri menyerang jantung namun bisa dicegah dengan upaya melakukan vaksin DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus). Untuk itu, Neni mengaku sudah menjadwalkan program vaksinasi DPT ulang dengan menyasar para siswa-siswi SD.

"Biasanya vaksinasi hanya dilakukan hanya saat umur 0-5 tahun di Posyandu. Setelah sudah SD tidak pernah di vaksin lagi, Untuk itu mereka pelu mendapat vaksin lagi," paparnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved