Darurat Difteri

Bahaya! Kaltim Termasuk KLB Difteri, Ayo Cegah Wabahnya dengan 5 Langkah Ini

Bakteri penyebab difteri mengeluarkan racun yang menyebabkan kelumpuhan susunan syaraf tepi dan pusat, serta gagal ginjal.

Editor: Syaiful Syafar
Ilustrasi - Penyakit difteri yang menyerang anak-anak. 

TRIBUNKALTIM.CO - Indonesia saat ini mengeluarkan peringatan menyusul laporan status kejadian luar biasa (KLB) Difteri di 11 provinsi selama Oktober - November 2017.

Data Kementerian Kesehatan mencatat 11 provinsi yang melaporkan KLB Difteri di wilayahnya yakni, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

Yang mengejutkan, sudah ada puluhan penderita yang dilaporkan meninggal dunia.

Baca: Mengenal Difteri, Penyakit Kuno yang Kini Berstatus KLB di Indonesia, Waspadalah!

Data grafis kasus difteri di Indonesia.
Data grafis kasus difteri di Indonesia. (Kementerian Kesehatan RI/BBC)

Baca: Rita Legowo Tak Maju di Pilgub Kaltim, Begini Inti Surat yang Ditulisnya ke DPD Golkar

Difteri merupakan penyakit menular disebabkan kuman Corynebacterium Diptheriae dan menyerang faring, laring atau tonsil.

Bakteri penyebab difteri mengeluarkan racun yang menyebabkan kelumpuhan susunan syaraf tepi dan pusat, serta gagal ginjal.

Kematian dapat terjadi karena sumbatan jalan nafas, akibat lapisan tebal di tenggorokan.

Hal ini ditandai gejala berupa demam hingga 38 derajat celcius, munculnya pseudomembran di tenggorokan, sakit waktu menelan, serta leher membengkak seperti leher sapi akibat pembengkakan kelenjar getah bening di leher.

Selain itu terjadi pula sesak nafas disertai suara mendengkur.

Penyakit ini paling banyak menyerang anak dengan kelompok usia 5-9 tahun. 

Baca: Hebat, Kiper Belia Milik Borneo FC Ini Jadi yang Terbaik di Piala Walikota Padang

Data grafis kasus difteri di Indonesia.
Data grafis kasus difteri di Indonesia. (Kementerian Kesehatan RI/BBC)

Baca: Bocah 6 Tahun Tajir Melintir Berkat Youtube, Bisa Hasilkan Rp 13,5 Juta dalam Sebulan

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam pernyataan resmi di situs idai.or.id, mengatakan upaya pencegahan harus dilakukan bersama-sama dengan tindakan deteksi dini kasus, pengobatan kasus, rujukan ke rumah sakit, mencegah penularan, dan memberantas karier.

Berikut upaya pencegahan difteri dilansir dari idai.or.id.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved