Jalan Sebelimbingan Rusak Parah, Harga Elpiji di Hulu Mahakam Tembus Rp 50 Ribu

Harga gas elpiji ukuran 3 kg melonjak hingga Rp 50 ribu di wilayah Hulu Mahakam, terutama di Kecamatan Tabang.

Penulis: Rahmad Taufik | Editor: Sumarsono
TRIBUN KALTIM/BUDI SUSILO
Tabung gas subsidi ukuran 3 kg yang ada di pangkalan gas 

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Harga gas elpiji ukuran 3 kg melonjak hingga Rp 50 ribu di wilayah Hulu Mahakam, terutama di Kecamatan Tabang. Harga elpiji berada di kisaran Rp 45 ribu-Rp 50 ribu. Kenaikan elpiji ini terjadi dalam sepekan terakhir.

Kondisi ini dikeluhkan warga Tabang, Kembang Janggut dan Kenohan. Camat Tabang Daleq mengemukakan, harga normal elpiji di wilayahnya Rp 40 ribu. Kenaikan harga elpiji ini dipicu akses Jalan Sebelimbingan yang rusak parah, sehingga proses distribusi terhambat. Ongkos angkut naik feri tradisional terbilang mahal.

"Kondisi Jalan Sebelimbingan yang rusak mempengaruhi kehidupan warga kami, biaya hidup semakin mahal. Harga kebutuhan pokok menjadi naik," ujar Daleq kepada Tribun, Senin (11/12).

Baca: Agar Efektif, Masterplan Penanggulangan Banjir Perlu Dikaji Ulang

Ia berharap, Pemkab melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kukar menggelar operasi pasar atau pasar murah jelang Natal dan Tahun Baru untuk membantu pemenuhan kebutuhan pokok warga di wilayah hulu.

Daleq juga berharap Jalan Sebelimbingan bisa segera diperbaiki karena warganya yang berjumlah sekitar 10 ribu jiwa mengandalkan jalan tersebut, belum lagi warga Kembang Janggut dan Kenohan.

Agus Supriyadi, warga Desa Tuana Tuha, Kecamatan Kenohan, juga mengeluh kenaikan harga elpiji. "Harga elpiji naik jadi Rp 30 ribu-Rp 32 ribu di Tuana Tuha, padahal sebelumnya Rp 25 ribu. Ini harganya terus naik," tuturnya.

Baca: Jasad Samsir Tergantung di Rumah Kontrakannya, Polisi Langsung Olah TKP

Ia juga mengeluhkan akses Jalan Sebelimbingan yang rusak. Agus mengaku baru naik feri 3 kali dari Kota Bangun ke Tuana Tuha.

"Jalan Sebelimbingan tidak bisa lagi dilewati karena terendam air dan lumpur. Saya harus naik feri di Desa Liang, Sebelimbingan dan Teluk Muda. Biaya naik feri di 3 titik tadi menghabiskan biaya Rp 35 ribu," tuturnya.

Baca: Bahaya! Kaltim Termasuk KLB Difteri, Ayo Cegah Wabahnya dengan 5 Langkah Ini

Padahal, ia hanya menghindari 20 meter akses Jalan Sebelimbingan yang rusak dengan naik feri sebanyak 3 kali. Kerusakan terparah terjadi pada jarak 3 meter. Dian, warga Kembang Janggut, mengeluhkan biaya naik feri yang kelewat mahal. Ia menghadiri acara keluarga di Tenggarong, Minggu (10/12).

Mobil yang ditumpanginya sekeluarga diangkut feri tradisional. Ongkos angkut mobil dari Kembang Janggut ke Kota Bangun mencapai Rp 800 ribu sedangkan dari Kota Bangun ke Kembang Janggut Rp 1 juta. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved