Di Gurun Pasir Afghanistan Terlarang Ini, Ternyata Ada Kerajaan yang Hilang

Kali ini sebuah citra satelit mata-mata mengungkapkan jejak pos terdepan jalur sutra dan kerajaan yang lenyap di daerah gurun pasir.

Kerajaan yang hilang di Afghanistan melalui citra satelit. 

TRIBUNKALTIM.CO -- Lagi-lagi citra satelit mengungkapkan kerajaan yang hilang.

Kali ini sebuah citra satelit mata-mata mengungkapkan jejak pos terdepan jalur sutra dan kerajaan yang lenyap di daerah gurun pasir terlarang di Afghanistan.

Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Science tersebut menjelaskan bahwa wawasan arkeolog baru berasal dari citra puluhan tahun yang dikumpulkan oleh satelit komersial dan mata-mata, serta drone.

Di antara citra tersebut terdapat gambar caravanserai besar atau pos terdepan yang digunakan oleh para penjelajah jalur sutra selama ribuan tahun, serta kanal bawah tanah yang terkubur gurun pasir.

Sayangnya, situs arkelogi ini terlalu berbahaya untuk dijelajahi secara langsung.

Karena itu, upaya pemetaan baru dengan cara ini memungkinkan para peneliti untuk mempelajari warisan arkeologi dengan selamat.

Baca: Begitu Menyayat. . . Inilah Surat Pamit Jonghyun Sebelum Bunuh Diri

Baca: Salut! Pelaut Ini Sukses Keliling Dunia Selama 42 Hari 16 Jam Pakai Kapal

Baca: Terbukti Memproduksi Ekstasi dan Sabu, Izin Usaha Diskotek MG Resmi Dicabut

Penelitian ini sendiri didanai oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat dan dipresentasikan dalam pertemuan American Schools of Oriental Research di Washington, D.C.

"Saya berharap puluhan ribu situs arkeologi ditemukan. Hanya ketika situs-situs ini tercatat, mereka dapat dipelajari dan dilindungi," ungkap David Thomas, seorang arkeolog di La Trobe University of Melbourne dikutip dari Live Science, Kamis (14/12/2017).

Thomas merupakan salah satu peneliti yang telah melakukan penginderaan jauh di Afghanistan tapi bukan anggota tim pemetaan ini.

Beberapa situs yang paling mencolok dari citra satelit tersebut adalah caravanserai besar yang digunakan para penjelajah jalur sutra yang berasal dari abad ke-17.

Penginapan ini bisa menampung ratusan orang dan ternak mereka dan dapat ditemui setiap 10 kilometer.

Laporan dalam jurnal Science tersebut menjelaskan bahwa para pendatang jarak jauh bisa melakukan perjalanan dalam sehari sebelum mereka beristirahat.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved