Suka Mengkritik tapi Ga Suka Dikritik? Itu Tandanya Kamu Narsis atau Psikopat? Simak Penjelasannya
Orang-orang narsis menganggap dirinya spesial, istimewa, merasa berhak dan tidak punya kekurangan.
TRIBUNKALTIM.CO - Joe Navarro, mantan penyidik FBI dan ahli komunikasi nonverbal sering mendapat pertanyaan di sosial media.
Apa yang membedakan antara narsis dan psikopat?
Joe sendiri dalam artikelnya di Psychology Today, Sabtu (30/12/2017)mengakui ada banyak jawaban tergantung sudut pandang seseorang.
Baca: Bollywood Party hingga Food Carnival, Inilah Acara Malam Tahun Baru di Balikpapan dan Samarinda
Menurutnya, orang-orang narsis menganggap dirinya spesial, istimewa, merasa berhak dan tidak punya kekurangan.
Dengan kata lain, mereka selalu benar dan aturan tidak benar-benar teraplikasi untuknya.
Orang-orang narsis, tambahnya, tidak mampu mengakui kesalahan dirinya juga tidak mampu bertanggungjawab.
Misalnya, kalau ada karya bagus, dia percaya itu berkat dirinya.
Baca: Sindir Pemprov Kaltim dan Pemkab Kukar yang Ribut Saham Blok Mahakam, Jonan Suruh Mereka Duel
Sebaliknya, kalau gagal, dia akan menyalahkan orang lain.
Joe Navarro mengutip buku Dangerous Pesonalities, disebutkan, orang narsis ketika menghadapi tantangan, mereka bereaksi dengan tidak marah, tetapi dengan keras atau gigih.
Mereka juga tidak mampu dalam memahami empati, karena mereka menganggap dirinya sempurna, seperti yang ditulis Dr. Stuart C. Yudofsky, pengarang “Fatal Flaws: Navigating Destructive Relationships With People With Disorders of Personality and Character".
Lalu bagaimana dengan psikopat?
Joe Navarro mengakui tidak mudah mendefinisikan apa itu psikopat, dan beberapa ahli psikopat, kriminologi, dan gangguan jiwa pun punya pernyataan berbeda.
Ia menghindari penggunaan istilah psikopat, malah memilih menggunakan istilah 'predator', karena menurutnya istilah ini lebih mudah untuk dipahami.