Pelecehan Asusila
Yayasan Siap Buka-Bukaan Terkait Dugaan Pelecehan Asusila di Asrama
Sebelumnya, AA mengaku sempat mengalami penganiayaan yang diduga dilakukan oleh pihak institusi dan keamanan disana. Hal
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN,- Dugaan kasus tindakan sodomi yang dilakukan oleh VM, oknum mahasiswa Institut Kristen Borneo, Balikpapan pada remaja berinisial AA mendapat perhatian dari institusi tempat keduanya tinggal.
Beberapa hari lalu, AA mengaku dirinya sempat mengalami pelecehan asusila sesama jenis selama kurang lebih di kamar asrama universitas itu. Pihak institut menegaskan, semua pengakuan AA yang sempat diberitakan selama ini adalah fitnah dan banyak memutarbalikan fakta yang sebenarnya.
Robert Donny Priharsono (48) juru bicara Yayasan Bethani yang mengelola Institut Kristen Borneo, Balikpapan mula-mula menjelaskan oknum mahasiswanya VM, sudah terlebih dahulu tinggal di isntitut selama 3 tahun terakhir. Selama itu pula, lanjut dia tidak ada permasalahan yang muncul, terkhusus dugaan pelecehan asusila sesama jenis seperti yang diutarakan AA bersama Haryanto beberapa waktu lalu.
"Permasalah itu muncul setelah Haryanto membawa AA, kita ga tahu asal-usulnya,"ujarnya di depan sejumlah pewarta di Rumah Makan Torani, Kamis (4/1).
Haryanto yang merupakan bekas kepala kemanan di tempat itu, kata Robert, tiba-tiba membawa AA dari Manado ke Balikpapan dan tinggal bersama beberapa saat kost-kostan.
Belakangan, Haryanto menitipkan AA ke asrama. Pun begitu, lanjut Donny masalah yang muncul awalnya bukan seperti kasus pelecehan yang dilontarkan Haryanto. Melainkan persoalan karena Haryanto ingin mengajukan permohonan menikah namun tidak diperkenankan karena masih ikatan dinas. Haryanto kata dia waktu itu memilih untuk keluar.
"Dan AA ditinggal di Institut, harusnya dibawa keluar juga karena dia yang bawa,"ujarnya.
Anehnya, kata Robert, Saat AA hendak dipulangkan ke Haryanto, sekitar tanggal 16 November 2017, pemuda 16 tahun ini malah menolak.
"Si AA, ketakutan, apa masalahnya, kami ga tahu. Begitu didesak, kamu, AA, tidak bisa disini (Institut), si AA bilang, 'saya dipulangkan saja ke kampung, daripada sama mas Hary, saya minta dipulangkan,"ujar Robert menirukan ucapan AA waktu itu.
Sebelumnya, AA mengaku sempat mengalami penganiayaan yang diduga dilakukan oleh pihak institusi dan keamanan disana. Hal itupun dibantah oleh Robert.
Menurutnya, saat kejadian, Gembala gereja hanya memegang mengelus kepala AA dan mengungkapkan kekecewaanya, mengapa AA yang sudah diperbolehkan tinggal disana berkata bohong.
Robert sendiri, tidak menyebut apa yang dimaksud bohong itu. Termasuk juga tuduhan AA yang mengatakan dianiaya oleh oknum penjaga kemanan, yang belakangan dikepalai oleh Robert, pria berbadan cukup kekar yang merupakan pelatih karate terkenal di Balikapapan itu.
"Kalau melakukan penganiayaan, kalau badannya (yang kecil) itu, kalau pukul masuk rumah sakit. Malam itu, kondisi badan dan wajahnya mulus, jalan lempeng dan tidak ada cacat, tidak ada luka sama sekali dan itu diberitakan sebagai penganiayaan,"ujarnya.
Terakhir, soal tempat tidur asrama yang diduga jadi tempat perlakuan sodomi pun dibantah Robert. Menurutnya kondisi kamar tidur bertingkat tidaklah ada tirai seperti yang diutarakan AA.
"Itu tidak ada tirainya, kita tidak ada pembatas antara tempat tidur satu dan lainnya. Itu dibuat supaya kontrol sesama mahasiswa lainnya,"ujarnya.(m02)