Tak Maju di Pilgub Kaltim, Ini yang akan Disasar Rizal Effendi
Walikota Balikpapan Rizal Effendi berkeras untuk tetap maju dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada).
Penulis: Siti Zubaidah |
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Walikota Balikpapan Rizal Effendi bersikeras untuk tetap maju dalam pemilihan yang lain.
Walau belum jelas maju di Pemilihan Gubernur 2018, Rizal berkomitmen bisa maju di Pemilihan Legislatif (Pileg).
Saat ditanya keputusan Syaharie Jaang dengan Awang Ferdian, Rizal mengatakan bahwa itu baik-baik saja.
Baca: Luar Biasa, 253 Juta Bibit Pohon Ditanam di Provinsi Ini Dalam 3 Tahun!
"Saya sudah bilang, saya itu bisa maju, bisa tidak. Dipolitik itu kan bisa begitu. Kalau tidak maju ya baik saja, kalibisa ikut di tahun 2019, bisa ikut Pemilihan Legislatif, bisa ikut Pilpres, masih banyak. Ladang mengabdi itu tidak hanya di Gubernur, bisa di lain. Pokoknya ikuti saja, wilayah politik itu tidak bisa ditebak," kata Rizal saat ditemui di Posko Kebakaran Klandasan Ulu di halaman parkir Walikota, Senin (8/1/2018) pukul 13:00 siang ini.
Menurutnya, di Jawa Barat, dan di Sumatra Utara pun sama, banyak berubah dan tidak bisa ditebak.
Baca: Ngeri. . . Kawanan Lebah Sengat Warga hingga Tewas, Waspada Melintas di Daerah Sambutan!
Baca: Ingin Dekat Masyarakat, 2018 Brimob Luncurkan 3 Program Unggulan, Jangan Lewatkan Nomor 2
"Keinginan maju pastilah, tapi itu kan semua tergantung dari pribadi, dari kita sendiri. Dalam Pilkada banyak faktor, ada partai, ada sumber daya dana, sumber dana dukungan," ujarnya.
Disampaikan Rizal, Pilkada tak cukup dari kemauan sendiri.
Semua hal bisa terjadi, komunikasi sudah dilaksanakan.
"Tapi lihat sajalah, ibarat seperti orang menikah, nanti bisa sampai bersanding. Artinya sejak awal saya sudah menyatakan bisa maju, bisa tidak. Komunikasi sudah dilakukan tapi lihat sajalah," ungkap Walikota dua periode ini.
Baca: Kompak, Para Aktris Hollywood Kenakan Gaun Hitam di Golden Globe 2018, Ada Apa?
Baca: Hasil Uji Kultur Belum Kunjung Keluar, Status KLB Difteri Menggantung
Dia menjelaskan, bahwa wilayah politik itu sangat dinamis, kalau partai mendukung yang lain itu sudah biasa.
Banyak faktor yang kadang-kadang dipertimbangkan.
"Politik itu semua bisa terjadi, kalau di politik pada situasi terakhir bisa berubah. Didetik terakhir seperti Kang Kamil yang diusung PDIP didetik terakhir tapi gagal," katanya memberi contoh. (*)