Pilgub Kaltim 2018
Ini Dia Ibrahim, Sopir Angkot yang Antar Sofyan-Nusyirwan ke KPU, Dapat Upah Berapa Ya?
Selain tak perlu habiskan bahan bakar dan keliling kota, besaran upah yang didapatkan pun lebih baik.
Laporan Wartawan Tribun Kaltim Anjas Pratama
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Cara berbeda dipilih pasangan Sofyan Hasdam-Nusyirwan Ismail yang diusung partai Golkar dan Nasdem ketika meluncur lakukan pendaftaran ke KPU Kaltim, Rabu (10/1/2018).
Alih-alih duduk manis dan pergi masing-masing dengan kendaraan mereka, Sofyan-Nusyirwan justru memilih berangkat dengan menumpangi angkot B Samarinda.
Keduanya pun berdampingan dalam satu angkot. Sofyan duduk di belakang kursi supir, sementara Nusyirwan duduk di sebelahnya.
Otomatis, tak ada sama sekali AC dalam angkot tradisional tersebut.
Pantauan Tribun, keringat pun muncul pada sebagian tubuh kedua pasangan tersebut saat turun dari angkot setibanya di KPU.
Disebut Nawir, salah satu koordinator angkot yang disewa tersebut, ada 25 unit angkot yang disewa pihak Sofyan-Nusyirwan.
"Disewa sejak pertama kali berangkat sampai nanti pulang," ucapnya.
Lebih lanjut, Tribun kemudian mewawancarai si sopir angkot B yang mengantar Sofyan Hasdam- Nusyirwan tersebut.
Adalah Ibrahim, pria yang sudah 7 tahun lebih jalani profesi sebagai sopir angkot.
"Tinggal di Sungai Dama. Sudah lebih 7 tahun jadi sopir angkot. Ini angkot punya orang. Saya hanya sewa, dan tiap hari nyetor setoran," ucapnya.
Ia pun tak menyangka bahwa hari ini bisa mengantar Sofyan Hasdam-Nusyirwan. Pasalnya, ada 25 angkot lain yang berkesempatan yang sama.
"Saya nunggu saja. Awalnya tak tahu kalau disewa untuk antar Calon Gubernur/Cawagub. Ketika nunggu, loh kok malah yang naik itu Pak Sofyan dan Pak Nusyirwan. Ya saya senang. Pak Sofyan kan Bugis. Saya juga Bugis. Seneng lah kalau antar penumpang yang sama-sama daerah kelahiran," ucapnya.
Lantas, berapa besar dana yang ia terima dari jasa pengantaran Cagub/Cawaghb tersebut, disebutnya dapatkan rupiah hingga ratusan ribu.
"Ratusan ribu lah. Semua sopir dapat besaran yang sama," ucapnya.
Disebutnya, pekerjaan hari ini lebih baik. Selain tak perlu habiskan bahan bakar dan keliling kota, besaran upah yang didapatkan pun lebih baik.
"Seharian kadang cuma dapat Rp 60 ribu. Itu sudah membayar setoran. Harus keliling kota dulu. Kalau ini kan, cuma sekali antar, tetapi bayarannya lebih besar daripada seharian narik keliling kota," ucapnya. (*)