Waduh, Ternyata ini Penyebab Banjir di Wilayah Gunung Sari
Informasi yang diterima memang sebagian pipa milik PDAM yang sudah tidak dipakai. Namun sudah dibersihkan.
Penulis: Siti Zubaidah | Editor: Januar Alamijaya
TRIBUNKALTIM.CO - Banyaknya pipa yang melintang dan sisa sedimentasi penyebab banjir di Gunung Sari dan sekitarnya.
Dinas Pekerjaan Umum (PU) Balikpapan melalui Kabid Pengairan dan Sumber Daya Air, Rita melakukan sidak dibeberapa titik rawan banjir.
Diantaranya jembatan yang berada di Jalan Jendral Sudirman tepatnya di depan Balcony,, Jumat(18/1/2018).
Baca: Pukulan Telak Bagi Petani, Akademisi: Kenapa Impor Beras Dilakukan Justru Jelang Musim Panen
Rita mengatakan, penyebabnya bisa dilihat sendiri banyaknya abupmen yang lama, dan banyaknya pipa-pipa melintang di bawah jembatan.
"Kemarin kita sudah menghubungi PDAM dan mengambil pipa-pipanya, dan sisanya ada beberapa pipa. Kita tidak tahu pipa siapa, karena tidak bertuan," kata Rita.
Informasi yang diterima memang sebagian pipa milik PDAM yang sudah tidak dipakai. Namun sudah dibersihkan.
"Menggergaji sendiri pipanya? tapi kemarin kita lihat ada masih, banyak bekas cor-coran yang lama, mungkin akibat pembuatan jembatan yang baru dan menyebabkan aliran sungai ke laut terhambat," ujar Rita.
Baca: Untuk Tekan Harga, Bulog Datangkan 450 Ton Beras
Ia pun menghitung, jika diukur, space bentang jembatan yang berada didepan Balcony ini kurang lebih 24 meter.
Untuk ukuran diameter 24 meter ini harus lebar dalamnya. Namun yang ada hanya, 4 meter, tidak simestris jadinya.
Rita pun menyebutkan, untuk anggaran normalisasi jembatan ini tidak ada.
"Kita sebenarnya sudah sosialisasi, tapi masalahnya lahan. Banyak orang yang punya lahan dibelakang Hotel Benakutai tidak ada yang mau jual lahannya," ujarnya.
Menurutnya, sebagian besar wilayah kota itu biasanya membawa sedimen itu permukiman diwilayah hulu. Tapi kalau liat sendiri penyebabnya permukiman yang ada di daerah hulu.
"Kita lihat sendiri kota dan tengah pemukiman masyarakat umum yang berada dibukit-bukit, tidak semua perumahan. Namun permukiman yang terbuka, membawa sedimennya lebih banyak," katanya.
Dengan banyaknya sedimentasi dibawah jembatan, membuat air lambat turunnya. Harus kerja bakti masal terus ditingkatkan.
"Sudah melakukan kerja bhakti masal, tahun lalu sudah. Bayangin kasur yang ditemukan dibawah jembatan. Sudah sering dihimbau walikota, wawali dan sekda untuk kerjabakti masal sebagai rutinitas setiap bulannya," ujar Rita.