Biaya Fasilitas Kedokteran Nuklir di RSUD AWS Mahal, Tapi dengan BPJS Gratis Lho!
Instalasi Kedokteran Nuklir di RSUD AW Syahranie Samarinda telah mulai beroperasi sejak 8 Januari 2018 lalu.
Penulis: Doan E Pardede |
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Doan Pardede
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Instalasi Kedokteran Nuklir di RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda telah mulai beroperasi sejak 8 Januari 2018 lalu.
Kepala Instalasi Kedokteran Nuklir RSUD AW Syahranie, Senin (29/1/2018) mengatakan, Instalasi Kedokteran Nuklir ini bisa digunakan untuk mendiagnosa penyakit pasien.
"Untuk diagnostik, hampir semua fungsi organ bisa kita nilai fungsinya. Karena kedokteran nuklir itu berbeda dengan radiologi. Kalau radiologi itu melihat anatomi, kalau kedokteran nuklir itu bisa melihat fungsi suatu organ," jelasnya.
Kedokteran nuklir ini juga bisa digunakan untuk terapi.
Baca: RSUD AW Sjahranie Kini Punya Instalasi Kedokteran Nuklir, Pasien Kanker Tak Perlu ke Luar Daerah
Khusus untuk saat ini, terapi yang sudah bisa dilakukan antara lain ablasi tiroid, ablasi hypertiroid, dan terapi untuk menghilangkan rasa nyeri pada pasien yang sudah mengalami metastasis hampir di seluruh tulang.
Biaya menggunakan fasilitas kedokteran nuklir ini memang cukup mahal.
Baca: Curhat ke Bupati Yusran Aspar, Warga Pulau Balang Ingin Lahannya Dibebaskan
Baca: Mau Bisnis Kuliner? Simak Nih 3 Tren Makanan yang Diprediksi Bakal Booming di 2018!
Baca: Perut Rata dan Kencang, Lakukan Gerakan Otot Ini Setiap Hari
Untuk diagnostik berkisar di angka Rp 1 juta - Rp 4 juta.
Sementara untuk terapi berkisar antara Rp 6 juta - Rp 30 juta (tergantung dosis yang diberikan).
Dan kabar baiknya, seluruh layanan dI Instalasi Kedokteran Nuklir ini ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
"Semua pemeriksaan ditanggung oleh BPJS," katanya. (*)