Pilgub Kaltim 2018

Paslon Cari Sumbangan Dana Kampanye, Pengamat Sarankan Tiru Model 'Koin Prita'

Sumbangan dana kampanye bagi pasangan calon (Paslon) kepala daerah perlu dilacak juga relevansinya dengan Pilkada.

Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTIM.CO/BUDHI HARTONO
Herdiansyah Hamzah alias Castro 

TRIBUNKALTIM.CO, TRIBUN - Sumbangan dana kampanye bagi pasangan calon (Paslon) kepala daerah perlu dilacak juga relevansinya dengan Pilkada.

Jangan sampai, sumbangan-sumbangan tersebut justru mengikat dan mengunci paslon melalui proses transaksional.

Misalnya, jika ada badan hukum/usaha/perusahaan menyumbang, kepentingannya apa. Yang perlu dilacak, kepentingan tersirat oleh perusahaan.

Baca: Tarif Listrik Bisa Murah Bila Patokan Harga Batubara Lokal

Lebih penting lagi, sumbangan-sumbangan yang masuk bisa dijabarkan secara terbuka. Dari siapa saja, dan dipakai untuk apa saja. Kalau terbuka dan bisa dijabarkan ke publik, ini sekaligus mencerminkan kualitas paslon.

Kalau proses pelaksanaan Pilkada di hulunya sudah diajarkan kepada masyarakat bagaimana paslon tersebut kelola keuangan dan sampaikan ke publik, maka menjadi nilai tambah bagi paslon.

Tetapi, jika tak transparan, bagaimana nanti mengelola daerah nantinya jika paslon itu menang? Jadi, sebelum terpilih pun sebenarnya paslon sudah bisa mengajarkan edukasi politik melalui transparansi keuangan dan sumbangan kampanye.

Baca: KPU Akan Tetapkan Akumulasi Dana Kampanye Setelah Penetapan Paslon

Kemudian, kalau ada perusahaan yang memang menyumbang ke paslon, saya menduga mereka cari aman.

Saya justru lebih tertarik pada modelnya. Model penggalangan dana kampanye. Kenapa tidak membandingkan apa yang pernah dilakukan Ahok (Pilgub DKI Jakarta). Ahok membuat sumbangan secara terbuka, yang buat masyarakat ikut partisipatif.

Sepanjang sumbangan diberikan berdasarkan proses yang sesuai aturan hukum, bisa saja. Kalau ada calon yang membuka partisipasi publik menyumbang (seperti Ahok), saya malah akan berpikir kemungkinan untuk menyumbang juga.

Bisa pula seperti Koin Prita. Daftar Pemilih Tetap (DPT) diperkirakan sekitar 2 juta lebih. Seperempatnya saja menyumbang Rp 1000 itu sudah lumayan. Pola demikian, sebenarnya bisa menjadi taktik paslon mendekatkan diri dengan publik.

Baca: Paslon ‎AnNur Siapkan Souvenir Korek dan Pin Jelang Kampanye Pilgub Kaltim

Pola itu bisa jadi jangkar yang hubungan paslon dengan masyarakat. Dalam strategi politik itu menguntungkan. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved