Pilgub Kaltim 2018
Paslon Siap Adu Visi-Misi dalam Pilgub Kaltim, Perhatikan Jualan Program Mereka
Kurang dari seminggu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kaltim akan mengumumkan dan menetapkan pasangan calon Gubernur Kaltim
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kurang dari seminggu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kaltim akan mengumumkan dan menetapkan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim 2018-2023. Penetapan paslon berlangsung pada 12 Februari mendatang.
Satu hari setelahnya, pada 13 Februari, paslon akan menjalani pencabutan nomor urut yang diagendakan akan berlangsung di Hotel Bumi Senyiur Samarinda.
Menjelang tanggal 12 Februari, KPU Kaltim telah meminta semua paslon untuk menyetorkan visi dan misi mereka dalam mengenalkan program kerja jika nantinya memasuki masa kampanye.
Baca: Algaka Kampanye Paslon Diatur KPU, Tiap Paslon Dijatah 5 Baliho per Daerah
Data yang diterima Tribun terkait visi dan misi, Selasa (6/2) kemarin, semua paslon kompak menunggalkan sektor ekonomi ekstraktif menuju sektor ekonomi hijau berkelanjutan, termasuk industri hilir.
Dimulai dari pasangan Isran Noor-Hadi Mulyadi yang memiliki tagline 'Kaltim Berdaulat'. Konsep ekonomi hijau diusung melalui misi nomor 1 mereka. Perekonomian masyarakat berbasis pertanian, agroindustri pariwisata, dan jasa.
Paslon yang diusung Partai Gerindra, PKS, dan PAN siap membawa Kaltim lebih maju, sejahtera, dan berdaulat.
Sementara, Syaharie Jaang-Awang Ferdian, paslon yang diusung Demokrat, PKB dan PAN, memunculkan visi "terwujudnya Kaltim yang maju sejahtera berbasis sumber daya alam terbarukan melalui indutsri hilir berwawasan lingkungan.
Dari visi tersebut, Jaang-Ferdi kemudian mentranfer visi kedalam enam misi, termasuk transformasi ekonomi, agrobisnis hingga agroindustri.
Dua paslon lainnya pun demikian. Andi Sofyan Hasdam-Nusyirwan menawarkan konsep Gerbang Etam, salah satunya mempercepat pergeseran struktur ekonomi Kaltim.
Baca: Dihadapan Menteri PAN-RB, Hetifah Sampaikan Persoalan Pelayanan Publik di Kaltim-Kaltara
Sementara Rusmadi-Safaruddin, menitikberatkan pada peningkatan kinerja pertanian, dengan indikator tumbuh melalui ekonomi non migas dan non batu bara.
Pengamat ekonomi Unmul Samarinda Warsilan, menganggap munculnya isu "ekonomi hijau" sebagai jualan para paslon dalam kontestasi Pilkada Kaltim menunjukkan sudah adanya awareness setiap paslon akan kondisi Kaltim yang masih begitu-begitu saja, ketika ekonominya ditopang ekonomi ekstraktif.
"Ya berarti, mereka semua sudah mulai tahu, bagaimana kondisi Kaltim saat ini. Tinggal bagaimana mempraktekannya. Sektor ekonomi hijau yang dibawa Gubernur Awang Faroek kan saat ini juga masih dalam tahapan menuju ke sana hingga 2030. Ini baru 2018, masih banyak waktu hingga lebih 10 tahun ke depan. Sektor ekonomi hijau saat ini pun belum sama sekali memberikan dampak signifikan pada ekonomi Kaltim," ucapnya.
Baca: Masyarakatnya Dianggap Rasional, Isran Noor Sebut Balikpapan Kunci Kemenangannya di Pilgub
Ditambahkan lagi, jika ekonomi hijau sudah jalan, semua lini bisa bermain. Mulai dari sektor perbankan, dengan pinjaman kredit mereka lebih banyak ke ekonomi hijau, serta tenaga-tenaga kerja yang lebih didominasi oleh pelaku sektor usaha hijau. (*)