Pilgub Kaltim 2018
Aksi Tukang Listrik Ini Menarik Perhatian Saat Pencabutan Nomor Urut Paslon, Siapa Dia?
Agenda penetapan dan pencabutan nomor urut pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Katim, pada Pilgub Kaltim mendatang.
Penulis: Christoper Desmawangga |
Laporan wartawan tribunkaltim.co, Christoper D
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Agenda penetapan dan pencabutan nomor urut pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Katim, pada Pilgub Kaltim mendatang, telah selesai dilaksanakan.
Nomor urut 1 didapatkan oleh pasangan Andi Sofyan Hasdam dan Nusyirwan Ismail, sedangkan nomor urut 2 didapatkan oleh pasangan Syaharie Jaang dan Awang Ferdian Hidayat.
Lalu, nomor urut 3 didapatkan oleh pasangan Isran Noor dan Hadi Mulyadi, dan nomor urut 4 diperoleh pasangan Rusmadi dan Safaruddin.
Suasana riuh dan ramai oleh yel yel pendukung setiap pasangan calon, tidak henti-hentinya diteriakkan oleh pendukung setiap pasangan calon.
Terutama saat masing-masing pasangan calon mendapatkan nomor urut.
Baca: Sudah Presentasi, Investor Singapura Akan Bangun Rumah Sakit Senilai Rp 500 M
Namun, aksi seorang Andri Irawan alias Ibrahim (26) di atas panggung utama bersama penyelenggara Pilkada, tak luput dari perhatian setiap pasangan calon, dan seluruh yang hadir di ballroom hotel Mesra, jalan Pahlawan.
Andri merupakan penerjemah bagi kalangan disabilitas tuna rungu, dengan menggunakan bahasa isyarat.
Andri tampil dihadapan ratusan orang, sejak awal MC membuka acara, termasuk komisioner KPU, hingga usainya kegiatan tersebut.
Ditemui usai kegiatan tersebut, Andri menjelaskan, dirinya mulai belajar secara otodidak bahasa isyarat sejak 2015 silam, saat dirinya mengikuti jamaah tabligh di Samarinda.
Baca: Mau ke Toilet pun Paslon Dijaga Petugas Pengamanan
Namun, ketertarikan dirinya untuk belajar bahasa isyarat, dimulai sejak dirinya kecil, saat itu dirinya memiliki teman tuna rungu, yang dirinya sangat kesulitan untuk berkomunikasi.
"Saat kecil saya punya teman tuna rungu, sangat terbatas komunikasi yang kami lakukan, makanya saya tertarik, dan 2015 saya mulai belajar dengan tunasaya sudah bisa 80 persen bahasa isyarat," ucapnya, Selasa (13/2/2018).
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai instalasi listrik itu terpilih sebagai penerjemah bagi tuna rungu, setelah KPU Kaltim bekerja sama dengan PPDI (Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia).