Tahun Baru Imlek
Imlek 2018, Ternyata Begini Legendanya Warna Merah Identik dengan Tahun Baru China
Warna merah biasa digunakan untuk aksesori berupa lampion hingga busana pada perayaan Imlek.
TRIBUNKALTIM.CO - Euforia Tahun Baru China atau Imlek sudah terasa beberapa hari sebelum 'hari H'.
Hal itu terlihat dari sudah banyaknya ornamen-ornamen warna merah menghiasi berbagai tempat umum, misalnya di mal atau taman.
Warna merah biasa digunakan untuk aksesori berupa lampion hingga busana pada perayaan Imlek.
Ternyata warna merah pada perayaan Imlek ini memiliki legenda.
Dilansir readerdiggest, kepopuleran warna merah bagi etnis Tionghoa ini berawal dari sebuah legenda Tiongkok tentang Nian atau seekor binatang buas yang meneror penduduk di desa di Tahun Baru dan suka memangsa hasil perkebunan, ternak bahkan anak-anak.
Baca: Lagi Viral di Masyarakat, Ini 5 Fakta Tentang Albothyl yang Jarang Diketahui

Nian ini merupakan seekor banteng berkepala singa. Penduduk desa mengetahui bahwa Nian sangat takut pada api, kebisingan dan warna merah.
Oleh karena itu, warga desa pun mampu mengalahkan makhluk ini, dan sejak saat itu pula, warga menganggap bahwa merah adalah warna keberuntungan.
Dilansir wikipedia, dalam mitologi Tionghoa, nian adalah sejenis mahluk buas yang hidup di dasar laut atau di gunung.
Baca: Tak Hanya Ganteng dan Keren, Dilan Juga Jago Lantunkan Ayat Suci, Luna Maya Sampai Meleleh
Pada musim semi atau sekitar tahun baru Imlek, nian keluar dari persembunyiannya untuk mengganggu manusia, terutama anak-anak. Nian tidak menyukai bunyi-bunyian ribut dan warna merah.
Oleh sebab itu dalam tradisi Imlek, warga Tionghoa mengenakan pakaian dan mendekorasi peralatan dengan warna merah.
Membakar petasan dan mementaskan tarian singa (barongsai) untuk menakut-nakuti nian.
Ada juga warga yang menempelkan Duilian di kertas merah untuk mencegah Nian agar tidak kembali.
Baca: Ruhut Sitompul Blak-blakan Beberkan Gajinya Saat Jadi Anggota DPR, Alamak Besarnya