Soal Calon Pengganti Wawali Samarinda, PKS Sudah Pernah Komunikasi ke Jaang
Berdasarkan Undang Undang Nomor 10 Tahun 2016, partai pengusung mengusulkan dua calon pengganti wakil walikota Samarinda.
TRIBUNKALTIM.CO - Teka-teki dua calon pengganti posisi Wakil Walikota Samarinda, DPD PKS Kota Samarinda menunggu koordinasi dari Partai Demokrat dan Partai Nasional Demokrat (Nasdem).
Berdasarkan Undang Undang Nomor 10 Tahun 2016, partai pengusung mengusulkan dua calon pengganti wakil walikota Samarinda.
Ketua DPD PKS Kota Samarinda, Sarwono mengaku sudah pernah berkomunikasi dengan Walikota Samarinda (non aktif) Syaharie Jaang, terkait kekosongan jabatan wakil walikota Samarinda, pasca meninggalnya Nusyirwan Ismail.
Baca: Terungkap, Siapa Aktor Dibalik Hujan Uang yang Terjadi di Jakarta
"Memang dalam aturannya (UU No 10 Tahun 2016) tu diusul dua calon pengganti dari partai pengusung. Saya sudah pernah berkomunikasi, tetapi kita sepakat untuk menunggu, karena masih suasana duka keluarga Pak Nusyirwan. Kita harus hormati dan sabar," kata Sarwono, kepada Tribun, di Islamic Center, Samarinda, Kamis (1/3/2018).
Untuk mengusulkan siapa figur pengganti almarhum Nusyirwan sebagai wakil walikota Samarinda, Sarwono menjelaskan, partai pengusung mengusulkan dua nama.
"PKS belum usulkan nama. Nanti diplenokan dulu di PKS Samarinda dan diserahkan ke DPW untuk minta pertimbangan," jelasnya.
Baca: Kantor KUA Kecamatan Balikpapan Kota Pindah Tempat, Ini Lokasi Barunya
Ditanya siapa calon-calon pengganti untuk mendampingi Jaang, Sarwono membeberkan, bahwa ada beberapa kandidat yang mendaftar ke Demokrat sebagai calon pendamping saat Pilwali Samarinda 2015.
"Yang mendaftar waktu itu, Saya (Sarwono), Pak Gafar, Pak Zulfakar dan mbak Donna. Waktu itu koalisinya masih Demokrat dan PKS. Kemudian Nasdem berkoalisi dengan mengusulkan nama Pak Nus," ungkapnya.
Baca: Modus Pinjam Motor untuk Beli Rokok, Eko Berhasil Gelapkan 12 Motor Warga
Figur (alm) Nusyirwan Ismail disodorkan oleh Nasdem untuk berpasangan dengan Syaharie Jaang, dengan catatan masuk sebagai Dewan Pertimbangan Nasdem Samarinda.
"Jadi Ketika resmi dipasangkan bersama Pak Jaang, dia sudah di Dewan Pertimbangan Nasdem. Cerita awalnya seperti itu. Kalau mau pakai asas keadilan, kan boleh gilirannya PKS," pungkas Sarwono, sambil tertawa.