Edisi Cetak Tribun Kaltim

Ironis. . . Kaya Sumber Daya Alam Tapi Warga Kutai Pesisir Paling Banyak Terima Raskin

Pergulatan perjuangan masyarakat pesisir yang ingin memisahkan diri dari Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Kalimantan Timur (Kaltim) terus bergulir.

Penulis: Budi Susilo |
Tribun Kaltim/Budi Susilo
Suasana perkotaan Muara Jawa di pertigaan Tugu Lembuswana yang menjadi ikon Handil Muara Jawa, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur pada Jumat (2/3/2018) siang. Daerah ini diwacanakan akan dimekarkan menjadi daerah otonomi tersendiri bernama Kabupaten Kutai Pesisir. 

Laporan wartawan Tribun Kaltim, Budi Susilo

TRIBUNKALTIM.CO, MUARA JAWA - Pergulatan perjuangan masyarakat pesisir yang ingin memisahkan diri dari Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Kalimantan Timur (Kaltim) terus bergulir.

Pemerintah Provinsi Kaltim melalui gubernurnya telah memberi lampu hijau, termasuk pejabat pelaksana tugas Bupati Kutai Kartanegara.

Perjuangan untuk memekarkan diri telah berlangsung puluhan tahun.

Hitungan dari Sudirman Hadi, Ketua Tim Sukses Pemekaran Kabupaten Kutai Pesisir, sudah hampir sampai 18 tahun lebih masyarakat mengaspirasikan untuk menuntut kabupaten tersendiri.

"Pak Gubernur Awang bilangnya bahkan sampai 30 tahun yang lalu telah diperjuangkan," katanya kepada Tribunkaltim.co melalui sambungan telepon selulernya yang mengaku sedang berada di Kota Jakarta pada Jumat (2/3/2018) pagi.

Tahukah kenapa perjuangan otonomi mereka menyebut dengan sebutan Kabupaten Kutai Pesisir?

Sudirman menjelaskan, nama Kutai Pesisir diambil dari letak geografisnya yang cenderung sangat berdekatan dengan alam lautan.

Masyarakatnya berada di pesisir pantai.

Baca: Dukung Kutai Pesisir Pisah dari Kukar, Muara Jawa Cocok Jadi Ibu Kota

Sangat pas bila disebut Kutai Pesisir.

"Nama Kutai Pesisir sudah kami usulkan ke tingkat pusat di Jakarta. Awalnya ada yang usulkan Kutai Selatan tetapi kemudian dimentahkan, lebih cocoknya memakai pesisir," ujarnya.

Kata Sudirman, sebagian besar masyarakat sangat dekat dan selalu berhubungan dengan kelautan.

Lokasinya banyak bersentuhan dengan lautan, banyak juga penduduk yang menghuni di kawasan pesisir maka tidak heran lebih enak memakai istilah Kutai Pesisir.

"Gubernur sudah setuju. Plt Bupati Kukar juga sudah. Tinggal menunggu paripurnanya saja di tingkat DPRD Kukar. Kita tunggu seperti apa jawabnya. Menurut saya perjuangan mendirikan otonomi sendiri Kutai Pesisir masih panjang, butuh waktu yang lama," ungkapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved