Minyak Bumi Indonesia Akan Habis dalam 12 Tahun Jika Tidak Ditemukan Cadangan Baru

Faktor teknologi dan temuan cadangan baru, sebut Arcandra, adalah kunci keberlangsungan produksi minyak bumi di Indonesia.

(Hand out/Total E&P Indonesie)
Anjungan Lepas Pantai Jempang Metulang (JM1) di Lapangan South Mahaham, di Blok Mahakam, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur mulai memproduksi gas dan kondensat sejak Jumat (10/7/2015). Tampak Rig Hakuryu 10, alat dioperasikan Total E&P Indonesie, sedang mengebor di Platform Jempang Metulang Blok Mahakam. (Hand out/Total E&P Indonesie). 

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar memperingatkan pentingnya penemuan cadangan minyak baru untuk Indonesia.

Sebab jika tak ditemukan cadangan minyak bumi baru, pada tahun depan kemungkinan cadangan minyak bumi Indonesia akan turun dari 800.000 barel per hari (bph) menjadi 700.000 bph.

Arcandra menuturkan, saat ini Indonesia memiliki cadangan terbukti minyak bumi sekitar 3,3 miliar barel. Dengan asumsi produksi konstan 800.000 per hari tanpa adanya temuan cadangan baru, maka dalam 11 tahun-12 tahun ke depan Indonesia tidak mampu memproduksi minyak bumi lagi.

"Tahun depan mungkin turun menjadi 700.000 (bph) dan seterusnya," ujar Arcandra melalui siaran persnya, Senin (26/3/2018).

Faktor teknologi dan temuan cadangan baru, sebut Arcandra, adalah kunci keberlangsungan produksi minyak bumi di Indonesia.

Menurut Arcandra, teknologi eksploitasi minyak bumi saat ini hanya dapat mengambil 40 persen-50 persen cadangan minyak dari dalam perut bumi.

"Sampai saat ini belum ada teknologi yang bisa menguras lebih. Selama anak cucu kita bisa menemukan teknologi itu, kita tidak akan bisa memproduksi lebih dari itu. Untuk gas lebih baik, kita masih (memiliki cadangan) 25 tahun-50 tahun ke depan," ungkapnya.

Lebih lanjut Arcandra menjelaskan, cadangan terbukti minyak Indonesia yang mencapai 3,3 miliar barel tersebut bukanlah cadangan yang melimpah.

Bila dibandingkan dengan cadangan terbukti minyak dunia, hanya setara dengan 0,2 persen. Selain itu, reserve replacement ratio (RRR) Indonesia juga dinilai masih rendah.

"Kita hanya mampu reserve replacement ratio 50 persen. Itu adalah rasio berapa banyak yang kita ambil terhadap berapa banyak (cadangan minyak) yang kita temukan. Kita dua kali lebih banyak mengambil daripada menemukan, sementara negara-negara tetangga RRR-nya banyak yang di atas 100 persen," pungkas Arcandra.

[Pratama Guitarra/Kontan.co.id]

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jika Tak Ada Cadangan Baru, Minyak Bumi Indonesia Habis dalam 12 Tahun"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved