Ribuan Telur Penyu Diamankan dari Kapal Nelayan

Tidak hanya ribuan telur penyu, namun anggota TNI AL juga mengamankan beberapa bahan yang diyakini digunakan untuk membuat bom ikan.

Istimewa
Anggota TNI AL mengamankan ribuan telur penyu dan beberapa botol yag diduga kuat merupakan bom ikan di Pulau Blambangan. 

TRIBUNKALTIM.CO – Kasus pencurian telur penyu di wilayah Kabupaten Berau terus berlanjut. Buktinya, jajaran TNI Angkatan Laut (AL) berhasil mengamankan ribuan telur penyu dari kapal nelayan.

Tidak hanya ribuan telur penyu, namun anggota TNI AL juga mengamankan beberapa bahan yang diyakini digunakan untuk membuat bom ikan.

Pos TNI AL Maratua menggagalkan pencurian telur penyu di Pulau Blambangan sebanyak 1.209 butir telur penyu. Belakangan diketahui, para pelaku pencurian terlur penyu tersebut berninisial Jm (48), warga Tarakan yang juga bersama istri dan 3 anaknya, serta 1 orang lainnya berinisial Gg (33) yang juga warga Tarakan.

Baca: Dipecat Borneo FC Bukan Hal Baru Bagi Iwan Setiawan, Begini Perjalanan Karirnya Bersama Pesut Etam

Petugas TNI AL Maratua, Serda Laut Roxy M Rattu membenarkan penangkapan itu. Dijelaskannya, saat itu pihaknya tengah melakukan patroli di wilayah perairan pada akhir pekan kemarin. Setelah menerima informasi adanya aktivitas yang mencurigakan, TNI AL menggunakan speed boat, mereka menuju ke Pulau Blambangan dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 30 menit.

“Perjalanan memakan  waktu cukup lama karena gelombang laut,” ungkapnya, Selasa (27/3/2018).

Ketika berpatroli, mereka mencurigai sebuah kapal dengan tanda selar Kapal Motor (KM) Anisa. Tanpa ragu-ragu, TNI AL melakukan pencegatan dan pemeriksaan kapal. Saat diperiksa, petugas menemukan beberapa botol bom ikan dan telur penyu.

Baca: Temukan ASN Lakukan Pungli, Segera Lapor ke Instansi Ini

Karena menemukan telur penyu yang dilindungi oleh undang-undang, kapal tersebut digiring ke salah satu resort terdekat, di daerah Tanjung Duata untuk mempermudah pemeriksaan dan interogasi awak kapal.

"Dari pengakuan sementara para pelaku sudah empat kali melakukan pencurian telur penyu, mereka juga kadang membeli telur penyu dan menjualnya ke Pulau Derawan dan di jual kembali ke Tarakan," imbuhnya. 

Para pelaku, kata Roxy, juga mengakui telah beberapa kali melakukan aktivitas pengeboman ikan. Populasi penyu yang dilindungi secara internasional ini mulai terancam karena maraknya kasus pencurian telur penyu.

Baca: Ini Tiga Jasa Iwan Setiawan Selama di Borneo FC

Terakhir kali, masyarakat dibuat jengah dengan kabar adanya dugaan kasus pengancaman petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di Pulau Sangalaki. Namun banyak yang menyangsikan jika kasus itu benar-benar terjadi.

Pasalnya, hingga saat ini, BKSDA tidak pernah membuat laporan secara resmi kasus tersebut ke aparat kepolisian, meski petugas BKSDA yang mengaku diancam, mengenali pelaku pengancaman.

Sebaliknya, masyarakat menuding, BKSDA yang justru melakukan pencurian dan penjulan telur penyu kepada oknum-oknum tertentu. Kepala BKSDA Berau, Aganto Seno saat itu menanggapi tudingan dengan santai. “Mari sama-sama kita buktikan. Kalau memang benar (mencuri telur penyu), saya pun tidak akan melindungi dia (oknum BKSDA), kalau memang terlibat. Saya sudah tegaskan ke teman-teman BKSDA, saya tidak akan melindungi. Itu tanggungjawab masing-masing,” tegasnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved