Bertugas di Sebatik, Kapolri: Bisa Menyalurkan Hobi Mancing dan Berkebun

“Di sini mungkin ada kebersamaan. Bangun kekompakan di tempat yang relatif sepi seperti ini,” ujarnya.

TRIBUN KALTIM / NIKO RURU
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Rabu (28/3/2018) saat tiba di Pulau Sebatik. 

 Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru

 TRIBUNKALTIM.CO,NUNUKAN-  Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dan  Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Rabu (28/3/2018) sore mengunjung Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan.

Berkunjung di daerah perbatasan Republik Indonesia- Malaysia itu, membuat Kapolri punya kesan tersendiri.  

Dia mengatakan, jauh berada dari pusat pemerintahan Republik Indonesia tentu menjadi resiko para prajurit yang bertugas di perbatasan.

Selain kurang hiburan, anak- anak personel yang bertugas di sana juga agak kesulitan mendapatkan pendidikan.

“Itu memang tantangannya. Tetapi sukanya bisa ke seberang di Tawau. Yang hobinya mancing bisa menyalurkan di sini. Hobi berkebun segala macam, di sini ketemu tempatnya,” ujarnya, saat memberikan pengarahan di Pos Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Republik Indonesia-Malaysia Batalyon Infanteri  621/Manuntung, Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Tengah.

Dia mengatakan, berada jauh dan jarang dilihat pimpinan juga ada manfaatnya. Ada suka dan ada duka.

“Suka kalau tidak dilihatin, bebas. Dukanya, kapan naik pangkatnya? Promosinya lupa saya, untuk yang polisi,” ujarnya.

Dia berharap, personel yang bertugas di perbatasan lebih membesarkan rasa sukanya sedangkan duka harus ditutupi.

Pada kesempatan itu, dia memberikan pesan agar personel TNI dan Polri yang bertugas di perbatasan untuk menjaga kekompakan dalam keluarga, dengan teman sesama satuan, maupun antar satuan, dengan masyarakat dan pemerintah daerah.

“Di sini mungkin ada kebersamaan.  Bangun kekompakan di tempat yang relatif sepi seperti ini,” ujarnya.

Dia juga mengingatkan tantangan yang dihadapi bertugas di perbatasan. Dengan perbatasan dengan Malaysia yang begitu panjang, tentu akan mudah menembus wilayah Republik Indonesia.

“Paling tidak selain lalu lintas narkotika dan kedua para pekerja yang diberangkatkan dari daerah-daerah lain di Indonesia yang masuk perkebunan illegal kelapa sawit di sana. Yang sempat terdeteksi rute klasik kelompok teroris ke Filipina selatan,” ujarnya.

Sebagai jalur rawan, para personel TNI dan Polri harus memperkuat pengawasan terhadap narkotika, bahan peledak, teroris, maupun perdagangan orang yang pelakunya hanya itu-itu saja.

“Tolong kegiatan intelijen diperkuat, dan sudah tahu titik titik siapa yang menjadi bagian itu? Dan kita melakukan kegiatan intelijen. Kalau di sini tembus, itu akan melebar ke mana-mana narkoba, senjata, teroris tembus sampai Jawa,” ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved