9 Ribu Hektare Bukit Soeharto Mulai Ditanami Kembali, Tahun Depan Bakal Dapat Bantuan APBN

Selain menanam, Wiratno juga menjanjikan akan mengalokasikan Rp 1,5 miliar dari APBN 2019, untuk Bukit Soeharto.

Penulis: Rafan Dwinanto | Editor: Amalia Husnul A
HO
Dirjen KSDAE Wiratno (kaos putih) berpose bersama Rektor Unmul Masjaya, saat penanaman di Bukit Soeharto 
Laporan wartawan Tribun Kaltim, Rafan A Dwinanto
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Rehabilitasi dan restorasi Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Bukit Soeharto, terus dilakukan. 
Kepala Pusat Studi Reboisasi Hutan Tropis Humida (Pusrehut), Universitas Mulawarman, Sukartiningsih, yakin, kawasan kritis di Bukit Soeharto bakal pulih.
"Memang perlu waktu yang tidak sebentar. Tapi saya berkeyakinan, walaupun sulit, tetapi sudah kita mulai, ke depannya kita tinggal mengawal," kata Sukartiningsih, Senin (9/4/2018).
Keyakinan ini menguat dengan dukungan sejumlah pihak.
Akhir pekan lalu, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Wiratno turun langsung melakukan penanaman di Bukit Soeharto, dalam rangka launching Program Restorasi.
Selain menanam, Wiratno juga menjanjikan akan mengalokasikan Rp 1,5 miliar dari APBN 2019, untuk Bukit Soeharto.
Restorasi kawasan seluas 9.562 hektare di Bukit Soeharto juga berasal dari bantuan beberapa perusahaan pertambangan yang beroperasi di kawasan hutan, yakni PT Turbaindo dan PT Bharinto Ekatama.
Kedua perusahaan ini memiliki kewajiban restorasi di luar konsesi mereka.
"Kedua perusahaan ini, melalui rekanan mereka, itulah yang menjadi pelaksana penanaman di Bukit Soeharto.
Sementara, Unmul (Universitas Mulawarman) memberi advice, perencanaan, dan mengawal sampai tanaman itu tumbuh dan diserahkan ke Unmul tiga tahun nanti," kata Sukartiningsih.
Menurut Sukartiningsih, tumbuhan yang ditanam merupakan tumbuhan khas hutan Kaltim yakni jenis-jenis Diptericarpa yakni Meranti, Kapur, dan lainnya. Selain itu, ada pula tumbuhan buah hutan. 
"Tadi kita jalan, di kiri kanan kita banyak Akasia dan Sungkai. Ke depan saya memimpikan di kanan-kiri kita itu Meranti, Kapur dan kawan-kawannya,"katanya lagi.
Adapun tumbuhan buah hutan yang ditanam tersebut, kata Sukartiningsih, tidak hanya diperuntukkan bagi manusia, melainkan untuk satwa di Bukit Soeharto.
"Satwa-satwa inikan banyak pergi karena pakannya kurang. Dengan ditanamnya pohon buah ini, saya yakin satwa ini akan kembali nanti," katanya. (*)
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved