Amien Rais Sebut Jokowi Tokoh Sipil Berwatak Otoriter
Amien Rais menilai, meski bukan dari kalangan militer, sosok Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melakukan kebijakan otoriter
TRIBUNKALTIM.CO - Politisi senior Amien Rais sepertinya belum akan mundur dari hiruk-pikuk perpolitikan nasional.
Dikenal sebagai salah satu tokoh reformasi yang menginiasi runtuhnya rezim Soeharto, Amien Rais terus eksis hingga saat ini.
Belakangan Amien Rais ikut memanasi situasi politik nasional.
Baca: Lagi, Amien Rais Sindir Sosok Pemimpin Sipil Berwatak Otoriter
Heboh sejumlah pernyataan yang disampaikan politisi senior, Amien Rais tidak kunjung mereda.
Setelah mengungkap tentang pengibulan terkait dengan bagi-bagi sertifikat, Amien Rais mengungkap tentang partai setan dan partai Allah pada ceramah di sebuah masjid.
Nah kali ini Amien Rais menyinggung sosok pemimpin sipil berwatak militer yang sangat otoriter.
Amien Rais menilai, meski bukan dari kalangan militer, sosok Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melakukan kebijakan otoriter melampaui pemerintahan militer.
Baca: Bandara Beroperasi, Kota Tepian Bakal Jadi Kota MICE Kedua, Tapi Ini Syaratnya

"Indikasi itu terlihat dari wacana calon tunggal presiden pada Pilpres 2019," kata Amien di Jakarta, Jumat (20/4/2018).
Calon tunggal Pilpres 2019 itu hanya memungkinkan sejumlah kalangan mengajukan kandidat Calon Wakil Presiden (Cawapres) 2019.
Karena itu, dalam berbagai kesempatan, yang dikampanyekan oleh sejumlah politisi seperti di antaranya dilakukan oleh Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bukan lagi mencalonkan dirinya sebagai capres.
Baca: Meski Korban Ikhlas dan Menerima, Guru yang Tampar 9 Murid di Purwokerto Jadi Tersangka
Suasana yang terbilang lucu itu sudah menjelma di sejumlah lokasi di mana Cak Imin kampanye dengan baliho-baliho untuk menjadi cawapres.
Suasana ini dianggap Amien Rais sebagai kegiatan otoriter bukan hanya Cak Imin, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto juga hanya dicalonkan sebagai cawapres oleh kubu Jokowi di mana suara itu secara gencar disuarakan oleh Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Romahurmuziy.