Telkom Bangun Tower BTS Mikro di Perbatasan Kaltara
meskipun hanya tower BTS mikro yang kapasitasnya terbatas, namun keberadaan tower BTS mikro ini sudah sangat membantu masyarakat
Penulis: Junisah | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - Selama tiga tahun dari tahun 2015 hingga tahun 2017 Kementerian Komunikasi dan Informasi telah membangun tower jaringan telekomunikasi di daerah perbatasan Provinsi Kaltara. Tower ini dibangun di 60 titik di dua kabupaten masing-masing Kabupaten Nunukan dan Malinau.
60 titik ini tersebar di daerah perbatasan berdekatan dengan negara tetangga Malaysia atau daerah 3T (tertinggal, terluar dan terdepan). Di antaraanya, Sebatik, Krayan, Lumbis, Lumbis Ogong, hingga seluruh desa di seluruh kecamatan.
"Kita sudah membangun banyak tower di daerah perbatasan Kaltara. Hanya saja tower BTS (base transceiver station) mikro, sehingga kapasitasnya terbatas," ucap Dhia Anugerah Febriansa, Direktur Infrastruktur Balai Penyedia Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI), Rabu (25/4/2018) di Gedung Rektorat Universitas Borneo Tarakan (UBT).
Dhia mengungkapkan, pihaknya masih membangun tower BTS mikro di perbatasan Provinsi Kaltara. "Karena banyak tantangan yang kita hadapi, bukan hanya medan geografis saja, kondisi masyarakat hingga mobilisasi mengangkat perangkat sampai ke lokasi," ucapnya.
Menurut Dhia, meskipun hanya tower BTS mikro yang kapasitasnya terbatas, namun keberadaan tower BTS mikro ini sudah sangat membantu masyarakat di perbatasan berkomunikasi dengan keluarganya. "Bahkan ada loh sepasang suami istri lain ruangan saling telepon. Tentu ini sangat bahagia dan senang dengan keberadaan jaringan telekomunikasi," ujarnya.
Melihat masyarakat perbatasan Indonesia yang senang atas keberadaan jaringan telekomunikasi ini, kata Dhia, pihaknya berharap kedepan ada operator seluler yang masuk ke daerah perbatasan untuk spesifikasi layanan yang lebih tinggi.
"Karena tower yang kita bangun ini kapasitasnya terbatas, hanya sebagian yang mendapatkan jaringan internet. Akses internet kita sediakan hanya di puskesmas, sekolah dan kantor desa. Itu tempat-tempat yang kita anggap penting untuk akses internet. Misalnya kantor desa kita sediakan internet agar dana desa bisa transparan dan website desa bisa diwujudkan," ungkapnya.
Dhia menambahkan, sebagai BP3TI sudah tugasnya menyediakan infrastruktur baik layanan dasar maupun layan data di daerah perbatasan atau 3T. Oleh karena itu setiap infrastukrur dibangun pihaknya selalu memberikan pendampingan kepada masyarakat.
"Kami memberikan pendampingan agar jaringan internet yang kita sedikan benar-benar dimanfaatkan. Kami tidak ingin dimanfaatkan untuk konten-konten negatif yang tidak baik," katanya. (*)