Pilgub Kaltim 2018
4 Paslon Hadapi Debat Pilgub Kaltim Kedua, Pengamat: Jangan hanya Terkesan Lucunya
DEBAT publik Pilgub Kaltim akan kembali digelar, Rabu (9/5) lusa di I News TV, Jakarta. Tema yang diangkat dalam debat nanti berbeda
TRIBUNKALTIM.CO - DEBAT publik Pilgub Kaltim akan kembali digelar, Rabu (9/5) lusa di I News TV, Jakarta. Tema yang diangkat dalam debat nanti berbeda, yakni soal kesejahteraan dan potensi lokal. Apa yang harus diperhatikan dari debat publik putaran kedua ini?
Pertama, tetap saja konten. Kami evaluasi dari debat pertama, memang konten sudah ada, tetapi pasangan calon (Paslon) tidak memperdalam sampai level teknis. Misalnya, soal defisit, hilirisasi industri, banjir, tidak dielaborasi teknis.
Jadi, saya melihatnya yang ditawarkan ke publik masih mengambang. Di debat publik kedua, soal kesejahteraan rakyat, semua gagasan yang ditawarkan paslon harus bisa lebih dielaborasi secara teknis, detail dan mendalam.
Baca: Jelang Debat Publik Pilgub Kaltim Kedua, Ini Strategi Paslon Jawab Isu Kesejahteraan
Gagasan yang bisa diukur, kapan dilakukan, berapa lama dilakukan, dan hitungan pastinya. Misalnya soal banjir, bagaimana solusi detailnya, berapa RTH yang mau dibangun, titiknya mana saja, berapa daerah resapan air yang akan diberikan.
Misalkan lagi, hilirisasi industri juga tidak kelihatan jalan keluar spesifiknya. Apakah solusi spesifik, industri manufacture. Itu berapa lama dibangun, apakah dalam waktu 5 tahun, tahun pertama sudah bisa dinilai hasilnya.
Bicara yang lain soal defisit, apakah paslon bisa misalnya memotong kas anggaran untuk perjalanan dinas, untuk pos-pos lebih penting.
Nah, jalan keluar spesifik ini, yang dielaborasi dengan teknis dan detail yang belum publik lihat di debat pertama, sehingga bisa dibilang kalangan pemilih yang belum menentukan pilihan juga belum bisa secara pasti menentukan kepada siapa suara mereka akan diberikan. Karena paslon juga belum menawarkan solusi terukur untuk permasalahan di Kaltim.
Baca: Tekanan Eksternal, Lelang Surat Utang Negara Sepi Peminat
Kedua, persoalan performance paslon. Jangan sampai yang tersisa di memori publik hanya soal melawaknya saja, lucu-lucuan, leluconnya. Kan ini yang terkesan hadir di memori publik usai debat pertama lalu.
Saya berharap, publik lebih mengingat gagasan berbobot dari tiap paslon ketika mereka tawarkan ide dalam debat kedua nanti. (*)