Gubernur Irianto Ingin MTQ Tahun Depan Dibuat Lebih Menarik
Irianto Lambrie mengungkapkan, ia menginginkan tahun depan pelaksanaan MTQ Provinsi Kaltara tidak lagi monoton
Penulis: Junisah | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - Gubernur Provinsi Kaltara Irianto Lambrie secara resmi membuka kegiatan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) III Tingkat Provinsi Kaltara, Selasa (8/5/2018) malam di Masjid Islamic Center Baitul Izzah Kampung Empat. Pembukaan ditandai dengan pemukulan beduk yang dilakukan langsung Irianto Lambrie.
MTQ III Provinsi Kaltara diiikuti sebanyak 175 kafilah dari lima kabupaten dan kota di Provinsi Kaltara masing-masing, Tarakan, Bulungan, Nunukan, Malinau dan Tana Tidung dengan mengikuti tujuh kategori lomba. Yakni, cabang 71 peserta, Tahfidz 26 peserta, Tafsir 9 peserta, Syahril Quran 10 peserta, Fahmil Quran 10 peserta, Kaligrafi 39 peserta, dan Musabaqoh Makalah Quran (MMQ) ada 10 peserta.
Ada empat venue yang digunakan selama pelaksanaan MTQ ini, masing-masing Masjid Islmic Center Baitul Izzah, Gedung KNPI, Gedung RRI dan Masjid Istiqlal di Kampung Empat. Untuk Islamic Center ada tiga arena yang disediakan.
Irianto Lambrie mengungkapkan, ia menginginkan tahun depan pelaksanaan MTQ Provinsi Kaltara tidak lagi monoton, melainkan dapat dibuat lebih menarik. Mulai dari membangun inovasi, sosialisasi, engineering sehingga ada kreativitas yang membuat kegiatan MTQ lebih menarik.
"Yah supaya lebih menarik digabungkan saja dengan kegiatan seni. Seni itu tidak diharamkan dalam Alquran, asalkan seni itu ada batas kewajaran dan kepatutan di lingkungan kita. Buat lomba seni yang menarik, seperti zaman dulu yang dilakukan Sunan Kalijaga dan wayang. Sebab kita menginginkan MTQ itu sebagai dakwah dan syiar," ungkapnya.
Orang nomor satu di Kaltara ini mengatakan, tujuan MTQ ini bukan tekstual saja, ikut lomba, membaca dan berdebat panjang menentukan juara. Semua pastinya menginginkan juara, namun diharapkan kegiatan MTQ dapat mempunyai daya saing.
"Biar pun kita provinsi baru kita harus memiliki keunggulan yang bagus, sehingga kedepan penyelenggaran MTQ dapat lebih baik. Bisa saja MTQ tidak lagi dibiayai negara, melainkan dari donatur umat Islam yang mampu urunan untuk menyelenggarakan MTQ dengan memanfaatkan fasilitas masjid. Jadi tidak perlu seremoni yang mewah, tapi hasilnya gitu-gitu saja," ujarnya. (*)