Tak Sekadar Lihat Pemandangan Samarinda dari Sungai, Ini Atraksi Wisata yang Bakal Melengkapi
Sehingga, wisata Sungai Mahakam tak sekadar melihat-lihat pemandangan dari atas kapal.
Penulis: Rafan Dwinanto |
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Tidak hanya swasta, Pemkot Samarinda melalui Dinas Pariwisata (Dispar) juga terus berupaya menampilkan atraksi baru, wisata Sungai Mahakam.
Saat ini, wisata Sungai Mahakam kian digandrungi masyarakat, bahkan dari luar Samarinda.
Kepala Dispar Samarinda, JAM Faisal mengatakan, pihaknya bersama pelaku usaha pariwisata lainnya mencoba membangun dermaga di beberapa titik.
Sehingga, wisata Sungai Mahakam tak sekadar melihat-lihat pemandangan dari atas kapal.
"Misalnya kita bangun shuttle di Kampung Tenun Samarinda Seberang. Jadi, keliling naik kapal, kemudian turun dan berwisata di Kampung Tenun, ke Masjid Shiratal Mustaqim (masjid tua di Samarinda) dan ke Makam Daeng Mangkona (pendiri Samarinda), baru kemudian kembali naik kapal lagi," kata Faisal, Kamis (10/5/2018).
Makin menggeliatnya bisnis wisata Sungai Mahakam ditandai dengan beroperasinya lima kapal wisata. Dalam sekali trip, kapal wisata bisa membawa lebih dari 100 penumpang.
Baca juga:
Driver Ojol Dapat Order Antar Anak SD ke Perumahan Mewah, yang Terjadi Selanjutnya Tak Terduga
"Sementara ini wisatawannya berasal dari Samarinda, Balikpapan, Bontang, Sangatta. Lima kapal melayani dalam setahun, berarti kapal ini bisa melayani hampir semua wisatawan dari daerah Samarinda dan sekitarnya," katanya lagi.
Kondisi inilah yang memerlukan inovasi dan kreasi dari para pelaku pariwisata di Kota Tepian.
"Kalau semua sudah pernah naik, siapa lagi yang mau naik? Makanya, mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus berinovasi agar orang itu mau naik dan naik lagi," katanya.
Selama ini, wisata Sungai Mahakam lebih fokus menikmati pemandangan Kota Samarinda dari atas sungai.
Wisatawan bisa melihat Kantor Gubernur Kaltim, Jembatan Mahakam Jembatan Mahkota, Jembatan Mahulu, Islamic Center dari atas kapal.
Sensasi lainnya, wisatawan bisa menikmati berpapasan dengan ponton-ponton pengangkut batubara, kayu yang berlalu lalang di Sungai Mahakam.
"Nantinya semakin ramai pelaku usahanya, berarti harus ada regulasi yang mengatur. Sesama pengusaha kapal wisata juga harus bikin asosiasi biar terus kompak," tutur Faisal. (*)