Banjir Lumpuhkan Jalan ke Bandara APT Pranoto, Pemkot Siapkan Jalan Alternatif
Sisa dua hari lagi, Bandar Udara (Bandara) Aji Pangerang Tumenggung (APT) Pranoto, Sei Siring Samarinda siap beroperasi dan melayani penumpang.
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Sisa dua hari lagi, Bandar Udara (Bandara) Aji Pangerang Tumenggung (APT) Pranoto, Sei Siring Samarinda beroperasi dan siap melayani penumpang. Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak diagendakan akan mengalungkan bunga kepada penumpang pertama yang turun dari pesawat Xpress Air, Rabu (24/5) besok.
Namun sayang, banjir yang menggenangi jalan akses menuju Bandara APT Pranoto masih menyisakan persoalan. Senin (21/5) kemarin, hujan lebat selama kurang lebih 2 jam menyebabkan banjir di Jalan DI Panjaitan, Mugirejo, akses utama ke Bandara APT Pranoto.
Banjir mengakibatkan akses jalan ke bandara lumpuh beberapa saat. Antrean kendaraan mengular hingga 4 km. Pantauan Tribun, kemacetan terjadi mulai Jalan Poros Samarinda-Bontang (KRUS) hingga SPBU arah Sempaja, Samarinda.
Baca: Samarinda Hujan Deras, RSUD AWS Tergenang
Beberapa kendaraan, khususnya roda dua, terpaksa didorong karena tak mampu melaju melewati air setinggi lutut hingga paha orang dewasa. Bahkan, warga Mugirejo, Ningsih yang tengah hamil 8 bulan terjatuh saat hendak naik ke jalan menuju Masjid Al Hidayah, Jalan Panjaitan.
"Saya tadi kurang mengontrol perseneling gigi 3 saat menanjak. Saya langsung minta tolong, untungnya warga membantu dan saya tidak jatuh di arus banjir yang deras," ucapnya.
Jarak menuju APT Pranoto sebenarnya tidaklah begitu jauh, yakni hanya 20 km, jika ditempuh dari Perumahan Bukit Alaya Samarinda. Namun, akses jalan yang harus melewati kawasan banjir membuat pengendara harus menunggu hingga 2 jam hingga air surut untuk bisa menuju Bandara APT Pranoto. Normalnya, dengan menggunakan sepeda motor menuju Bandara APT Pranoto bisa ditempuh sekitar 25 menit dari pusat kota Samarinda.
Baca: Hujan Deras Melanda Samarinda; Ruang ICU RSUD AWS Tergenang, Longsor Terjadi di Beberapa Lokasi
Dalam beberapa pertemuan yang membahas rencana beroperasinya Bandara APT Pranoto, masalah banjir sudah sering disuarakan. Dikhawatirkan, jika tidak dicarikan solusi, banyak penumpang dari pusat Kota Samarinda yang batal berangkat karena terjebak banjir di Jalan DI Panjaitan.
Asisten II Setkot Samarinda Endang Liansyah kepada Tribun, Senin (21/5) menyampaikan bahwa Pemkot Samarinda sudah menyiapkan solusi. Saat ini, sedang disiapkan jalan alternatif yang bisa digunakan manakala terjadi banjir di Jalan DI Panjaitan. Salah satu jalur ini yang cukup memungkinkan melalui Perumahan Griya Mukti-Gunung Lingai-Gunung Kapur-Lempake dan jalan poros Samarinda-Bontang.
Pantauan Tribun baru-baru ini, jalan alternatif ini memang cukup lebar dan badan terbuat dari semen. Jalan tersebut sudah biasa dilalui kendaraan roda 4. Hanya saja, jalan ini belum dilengkapi dengan rambu-rambu lalu lintas.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Samarinda Ismansyah menambahkan, kesiapan jalan alternatif akan terus dipantau. Saat ini, pihaknya masih melakukan pendataan di titik-titik mana saja yang perlu dipasangi Rambu Pengarah Penunjuk Jalan (RPPJ). Ditargetkan, seluruh kelengkapan jalan alternatif ini harus sudah terpasang sebelum soft launching Bandara APT Pranoto digelar.
"Jadi sekarang itu sedang kita survei. Untuk jalan alternatif memang ada beberapa yang bisa digunakan. Kita masih mencari mana yang paling dekat. Kita juga akan memasang RPPJ di sana," ujarnya.
Baca: Soal Bandara APT Pranoto, Manajemen Lion Air Masih Silent
Jangka panjang, Sekretaris Kota (Sekkot) Samarinda Sugeng Chairuddin memastikan Pemprov Kaltim tengah membangun dua jalan baru, yakni melalui Batu Besaung dan satunya lagi melalui Sambutan-Mugirejo-Tanah Merah. Saat ini, pembangunan dua jalan ini terus dikebut oleh Pemprov Kaltim. "Itu proyeknya provinsi (Pemprov Kaltim)," ujarnya.
Rencananya, lebar jalan utama dari Kota Samarinda menuju Bandara APT Pranoto, khususnya di sekitar bandara yang saat ini hanya sekitar 6 meter akan ditambah 4 meter lagi (tiap sisi ditambah 2 meter). Anggaran berasal dari APBN.
Tahap awal, pelebaran jalan akan difokuskan di titik yang tidak ada berdiri bangunan. Sementara yang masih berdiri bangunan, akan terlebih dahulu dibebaskan dan kerjakan di tahap selanjutnya. (*)