Ramadan 2018

Malam Nuzulul Qur'an di BIC, Syeikh Mahmoud Isam Cerita Beratnya Ramadan di Palestina

Ia menjelaskan salah satu keutamaan ibadah shalat di Masjidil Aqso, karena pahalanya 500 kali lipat ketimbang ibadah di tempat lain.

Tribun Kaltim/Nalendro Priambodo
Ribuan jemaah yang memenuhi masjid Islamic Center Balikpapan berkesempatan mendengarkan tausyiah dan cerita langsung, beratnya perjuangan bangsa Palestina melawan Zionis Israel, langsung oleh Syeikh Mahmoud Isam, Imam dari Palestina.  

Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Nalendro Priambodo

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Peringatan malam Nuzulul Qur'an di Balikpapan terasa istimewa. Selain diundi empat pemenang umroh gratis. Ribuan jemaah yang memenuhi masjid Islamic Center Balikpapan berkesempatan mendengarkan tausyiah dan cerita langsung, beratnya perjuangan bangsa Palestina melawan Zionis Israel, langsung oleh Syeikh Mahmoud Isam, Imam dari Palestina.

Mahmoud Isam membuka ceramah dengan lantunan ayat suci dan salam hangat. 

"Assalamualaikum, Apa Kabar," sapa Mahmud dijawab jemaah ' Baik'.

Setelahnya, Mahmoud berceramah dibantu penterjemah bahasa Indonesia, bernama Jihad Amrullah.

Ia menjelaskan salah satu keutamaan ibadah shalat di Masjidil Aqso, karena pahalanya 500 kali lipat ketimbang ibadah di tempat lain. 

Baca: 13 Kisah Pahlawan Indonesia yang Diangkat ke Layar Lebar, Sudah Nonton yang Mana?

"Masjid ini penuh keberkahan," kata dia.

Namun begitu, masjid yang punya sejarah dengan Rasulullah SAW ini, selama 70 tahun berada dalam ancaman penjajah Zionis, Israel. Mereka, tentara Israel lanjut Mahmoud sering menangkapi dan membunuh banyak warga Palestina, tak peduli usia dan jenis kelamin.

Selain mengusir secara represif, kerap kali penjajah ini menawarkan cek kosong agar penduduk Palestina di sekitar Majid ini pindah dari tanah kelahirannya. 

"Dan keluarga kalian di sana, ambil cek itu dan kemudian merobek-robek dan membuang ke tanah. Mereka katakan, ini tanah kami, warisan nenek moyang kami. Dan akan terus kami jaga," katanya.

Baca: Teka-teki Kemana Zidane Berlabuh Usai Mundur dari Real Madrid?

Termasuk kota Gaza yang selama 10 tahun ini terkepung dan terisolir, hingga bantuan makanan dan obat-obatan sulit di dapat. Lanjut Mahmoud, bulan ramadan di Palestina jauh berbeda dengan negeri lain. Tak ada kedamaian dan nyawa bisa melayang kapan saja, karena perang yang terus berkecamuk, tak kenal waktu.

"Ketika mereka persiapan makanan di sahur atau berbuka, pesawat tempur Israel membombardir rumah, hingga  menikmati sahur dengan debu dan campur dengan darah dan mayat-mayat, ini adalah kondisi sehari hari yang mereka alami," kata Mahmoud.

"Kalian bisa bayangkan misalnya kembali ke rumah kalian dan dapati rumah dihancurkan dan anak-anak yang bermain dibunuh dan darahnya diatas tanah, ditangkap, dibunuh, dan orangtua kalian ditangkap," sambungnya.

Baca: Teka-teki Kemana Zidane Berlabuh Usai Mundur dari Real Madrid?

Namun begitu, di balik reruntuhan itu masih ada harapan. Harapan pembebasan dari Allah SWT dan harapan dari saudara muslim di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Mahmoud menitipkan salam persaudaraan hangat dari warga Palestina ke penduduk Indonesia yang selama ini perduli dengan pembebasan Palestina dan Masjid Al Aqso. Ia mengajak umat di Indonesia berjuang bersama.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved