Berita Foto
Mengenaskan, Paus Pilot Ini Mati Usai Telan 80 Sampah Kantong Plastik, Begini Isi Perutnya
Seekor paus pilot mati di perairan laut Thailand Selatan usai menelan lebih dari 80 kantong plastik.
TRIBUNKALTIM.CO - Negara di kawasan ASEAN dikenal sebagai negara-negara yang menggunakan tas plastik terbanyak di dunia.
Banyak kasus yang ditemukan paus mati sekarat akibat menelan sampah-sampah plastik.
Kini kejadian paus menjadi korban akibat sampah manusia kembali terjadi.
Dilansir dari laman Dailymail, seekor paus pilot mati di perairan laut Thailand Selatan usai menelan lebih dari 80 kantong plastik.
Baca: Atas Alasan Sains, Jepang Bantai Ratusan Paus Bahkan yang Sedang Hamil dan Masih Bayi
Upaya Penyelamatan pun gagal lantaran kondisi paus yang telah sekarat akibat menelan puluhan sampah plastik tersebut.
Thailand sendiri dikenal sebagai salah satu konsumen kantong plastik terbesar di dunia.
Dampak dari penggunaan plastik tersebut telah membunuh ratusan makhluk laut yang tinggal di dekat pantai populer di negara itu setiap tahunnya.
Tercatat paus pilot jantan kecil menjadi korban terbaru.
Baca: Jual Muntahan Paus, Nelayan Lembata Bisa Kantongi Ratusan Juta, Ada yang Sampai Rp 1 M
Menurut Departemen Sumber Daya Laut dan Pesisir mengungkapkan mamalia laut ini ditemukan petugas sekarat di sebuah kanal dekat perbatasan Malaysia, Sabtu (2/6/2018).
Petugas yang terdiri dari tim dokter hewan pun langsung bergegas untuk mencoba menolong dan menstabilkan kondisi paus yang sekarat itu pada Jumat sore (1/6/2018).
Namun nahas, belum berhasil ditolong paus tersebut justru tak tertolong nyawanya.
Hasil autopsi menunjukkan terdapat lebih dari 80 kantong plastik yang beratnya mencapai 8 kilogram di dalam perut paus tersebut.
Sejumlah foto-foto memperlihatkan beberapa petugas menggunakan pelampung mencoba menyelamatkan paus dengan menggiringnya ke tepi pantai.
Selama upaya penyelamatan, petugas sebelumnya telah berhasil membantu paus tersebut memuntahkan lima kantong plastik.
Thon Thamrongnawasawat, seorang ahli biologi kelautan dan dosen di Universitas Kasetsart mengungkapkan jika sampah kantong plastik tersebut mengganggu dan tidak memungkinkan paus untuk memakan makanan bergizi.