Putrinya Tewas Tertembak, Ibu Razan Najjar: Ini Senjata Putriku, Lawan Zionis Menggunakan Ini
Najjar merupakan orang Palestina ke-119 yang tewas sejak protes Great Return March yang dimulai bulan Maret.
TRIBUNKALTIM.CO - Seorang reawan medis menjadi korban tentara Israel yang saat itu tengah bertugas di jalur Gaza.
Perawat berparas cantik asal Palestina, Razan Al-Najjar mendapat dua atau tiga tembakan yang tepat menyasar bagian dadanya.
Najjar terbunuh saat sedang mencoba membantu pengunjuk rasa yang terluka di perbatan Gaza.
Bergegas menolong korban di area berbahaya, menjadi hari terakhirnya bisa membantu demonstran yang terluka, Jumat (1/6/2018).
Niat baik Najjar mengantarnya pada kematian syahid.
Najjar merupakan orang Palestina ke-119 yang tewas sejak protes Great Return March yang dimulai bulan Maret.
Kematian Najjar merupakan satu-satunya kematian yang terdaftar pada hari Jumat.
Memilih untuk menjadi sukarelawan yang bertugas di wilayah berbahaya merupakan keinginan dirinya sendiri.
Perawat berusia 21 tahun itu mengatakan, bahwa dirinya ingin membuktikan bahwa perempuan memiliki peran dalam masyarakat konservatif Gaza.
"Menjadi tenaga medis bukan hanya pekerjaan untuk seorang pria, tetapi untuk wanita juga," ungkap Najjar seperti yang dikutip dari New York Times.
Najjar merupakan penduduk Khuzza, sebuah desa pertanian yang terletak di dekat perbatasan dengan Israel.
Sebelum meninggal dunia, Najjar mengungkapkan sebuah pernyataan kepada ayahnya.
"Kami memiliki satu tujuan, untuk menyelamatkan nyawa dan mengevakuasi orang. Dan mengirim pesan ke dunia: Tanpa senjata, kita bisa melakukan apa saja," ujar ayah Najjar.
Saat peristiwa penembakan itu terjadi, Najjar berada 100 meter dari pagar dan sedang membalut pria yang terkena tabung gas air mata.
Pria tersebut kemudian dibawa dengan ambulans.