Ikan Layang dan Kacang Panjang Penyumbang Inflasi di Balikpapan
Inflasi Balikpapan tersebut terutama disumbang oleh kenaikan harga tujuh komoditas bahan makanan
Penulis: Siti Zubaidah | Editor: Januar Alamijaya
TRIBUNKALTIM.CO - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan menggelar High Level Meeting (HLM) untuk mengevaluasi inflasi Ramadhan 2018 serta mengantisipasi kenaikan harga komoditas strategis dan menghadapi tantangan pengendalian inflasi daerah ke depan.
HLM TPID Kota Balikpapan dipimpin oleh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (Kpw BI) Balikpapan Suharman Tabrani, dan dihadiri Asisten Ekonomi dan Pembanguan Pemkot Balikpapan, Dyah Muryani serta pimpinan organisasi perangkat daerah Kota Balikpapan.
Tercatat Inflasi Balikpapan pada bulan Juni 2018 tercatat sebesar 1,30 % (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,35% (mtm).
Baca: Stadion Piala Dunia 2018 di Rusia Longsor Usai Hujan Lebat Mengguyur
"Dimana, Inflasi pada periode Ramadhan-Lebaran 2018 tersebut lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi bulan Juni 2018 selama 3 tahun terakhir yang mencapai 1,45% (mtm)," kata Suharman.
Secara tahunan, inflasi IHK Kota Balikpapan mencatatkan angka sebesar 2,55% (yoy) atau lebih rendah dari nasional sebesar 3, 12% (yoy) dan Kalimantan Timur sebesar 2,60 0/0 (yoy).
Suharman melanjutkan, secara year to date, inflasi Kota Balikpapan sampai dengan Juni 2018 telah mencapai 2,53%(ytd).
Inflasi Balikpapan tersebut terutama disumbang oleh kenaikan harga tujuh komoditas bahan makanan yaitu daging ayam ras, tomat sayur, kacang panjang, telur ayam ras, bawang merah, dan ikan layang/benggol.
"Meskipun pencapaian inflasi pada pertengahan tahun ini lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya dan lebih rendah dibandingkan Kalimantan Timur dan Nasional," kata Suharman.
Baca: Harga Tiket Persib Bandung Vs Barito Putera Dinaikan, Panitia Sebut Laga Super Big Match
Menurutnya, apabila dicermati terdapat risiko yang masih berpotensi terhadap pencapaian inflasi tahun 2018 kedepan.
"Saat ini sudah terjadi shifting pendorong inflasi utama yang pada periode pertengahan 2016 triwulan 1 2018 adalah dari kelompok administered price, maka mulai triwulan Il 2018 ini sudah bergeser lebih banyak didorong oleh kelompok volatile foods yang sebagian besar merupakan bahan makanan," ucapnya.
Ke depan, terdapat beberapa faktor yang diperkirakan masih akan memberi tekanan inflasi, diantaranya, kenaikan harga bahan bakar minyak non penugasan, kondisi cuaca yang kurang kondisif dengan tingginya curah hujan yang berisiko terhadap penurunan produktifitas pertanian di sentra produksi dan menggangu distribusi pangan.
Kenaikan biaya sekolah dan perlengkapanya menjelang tahun ajaran baru, Peningkatan konsumsi pada Hari Raya Idul Adha. Kenaikan harga komoditas internasional dan depresiasi nilai tukar.
Sebagai upaya menghadapi tantangan ke depan, dalam High Level Meeting (HLM) TPID dirumuskan strategi antisipasi kenaikan harga komoditas strategis.
Baca: KPK Akan Periksa Idrus Marham Terkait Kasus Suap PLTU di Riau
Dalam HLM TPID telah disepakati beberapa hal, diantaranya, Akselerasi kios penyeimbang di sejumlah pasar tradisional di Kota Balikpapan, menggalakan himbauan komoditas substitusi untuk beberapa komoditas penyumbang inflasi tinggi.
Selain itu, menjajaki kerjasama antar daerah dengan daerah produsen/surplus. Serta, manjemen stok menggunakan cold storage untuk mengendalikan supply dan distribusi.
Selain itu, Bulog akan melaksanakan gerakan stabilisasi harga pangan dan operasi pasar sesuai dengan ketentuan Permendag.
Menghadapi tahun ajaran baru, dilakukan himbauan untuk sebisa mungkin menggunakan peralatan sekolah yang masih bisa digunakan.
"Membentuk badan usaha daerah (Perusda) di bidang pangan. Himbauan untuk memprioritaskan penggunaan bahan baku Iokal," katanya.