Mahasiswa Unmul Desak Pemerintah Segera Stabilkan Harga Ayam dan Telur
Kenaikan harga daging ayam ini juga dijelaskan berdasarkan pengamatan di beberapa pasar di Samarinda.
Laporan Wartawan Tribun Kaltim Anjas Pratama
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Masih sulitnya ditemui daging ayam potong di pasar-pasar di Samarinda serta harga yang ikut melambung tinggi, membuat mahasiswa Unmul yang tergabung dalam BEM FEB Unmul gelar aksi medesak pemerintah segera menyelesaikan persoalan.
Aksi meminta turun dan normalnya pasokan ayam di ibukota Kaltim dilakukan di dua tempat dalam waktu yang berbeda yakni di depan Kampus Unmul Samarinda serta di kawasan Sempaja Samarinda, Minggu (29/7).
Aksi dilakukan dengan lakukan orasi serta tanda tangan penolakan naiknya harga ayam melalui spanduk putih yang dibentangkan di trotoar.
“Dalam satu pekan terakhir, masyarakat dibuat gelisah dengan kondisi perekonomian yang kian hari semakin sulit. Di Samarinda pun tak ketinggalan ikut merasakan kenaikan harga. Terutama daging ayam dan telur ayam,” ucap salah satu koordinator aksi, Freijae Rakasiwi, Minggu (29/7).
Kenaikan harga daging ayam ini juga dijelaskan berdasarkan pengamatan di beberapa pasar di Samarinda.
Baca juga:
Gelombang Panas Melanda Berbagai Wilayah di Muka Bumi, Ini Imbas yang Ditimbulkan
Babysitter Royal Family Dilatih 9 Hal ini; Mulai Bela Diri hingga Menyetir dalam Situasi Sulit
Sempat Jadi Pemain Termahal Liga Italia, Kini Higuain Bakal 'Dibarter' untuk Pemulangan Bonucci?
Tak Kunjung Tampil di Liga Utama, Egy Maulana Vikri Bakal Masuk Tim B Lechia Gdansk?
“Untuk ukuran daging ayam kecil (ukuran 1 kilogram), semula dijual Rp 25.000, namun kini naik menjadi Rp 33.000. Sementara untuk harga daging ayam ukuran besar dengan berat 2 kilogram semula dibanderol Rp 60.000. Nah, kini harganya melonjak hingga Rp 70.000 sampai Rp 80.000 perekornya. Untuk telur harganya sudah meroket dengan harga Rp 47.000 - Rp 55.000,” katanya.
Kenaikan serta kelangkaan daging ayam ini yang diharap segera direson pemerintah baik itu Pemkot Samarinda maupun Pemprov Kaltim.
“Sampai saat ini, kami belum melihat Pemkot Samarinda mengambil langkah nyata menyelesaikan permasalahan keniakan harga tersebut.Kami justru ikut pula analisa kenaikan daging ayam tersebut. Bisa saja ini dikarenakan minimnya stok daging ayam maupun telur yang dijual di kalangan pedagang, kurangnya distribusi anak ayam dari pusat ke daerah-daerah, hingga harga pakan ayam yang naik,” katanya.
Hal-hal di atas pulalah yang membuat mahasiswa BEM FEB Unmul ikut meminta segera dilakukan sidak pasar serta pertemuan antara pemerintah dengan pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan distibusi daging dan telur ayam.
“Kami desak Pemerintah kota Samarinda menstabilkan harga daging ayam dan telur di pasar. Mari bapak wali kota, kita bertemu dengan mahasiswa, masyarakat, pelaku UMKM dan pedagang ayam untuk bapak cepat gerak menyelesaikan masalah kenaikan harga ini. Jangan bersembunyi lagi dari kegelisahan masyarakat,” ucapnya. (*)