Mancanegara

Pasca 4 Tahun, Tim Penyidik Belum Temukan Hilangnya Pesawat MH370

"Meski demikian, tim tidak mengesampingkan adanya kemungkinan intervensi pihak ketiga," demikian isi laporan tersebut.

Mohd RASFAN / AFP
IBU KORBAN - Sarah Nor, ibu dari Norliakmar Hamid, penumpang penerbangan Malaysia Airlines 370 yang hilang MH370, menangis ketika ia tiba untuk mendegarkan laporan investigasi akhir pada penerbangan MH370 hilang di Putrajaya, di luar Kuala Lumpur pada 30 Juli 2018. 

TRIBUNKALTIM.CO, KUALA LUMPUR - Setelah lama ditunggu laporan resmi insiden Malaysia Airlines MH370 tetap tidak memberikan kejelasan penyebab hilangnya pesawat itu empat tahun lalu.

Para penyidik menegaskan, mereka tidak bisa memberikan kepastian apakah hilangnya pesawat merupakan tanggung jawab pilot, meski tidak menutup kemungkinan itu. Menurut laporan yang dirilis pada Senin (30/7), para penyidik menegaskan, tidak ada bukti pesawat itu diterbangkan orang lain selain pilot Malaysia Airlines (MAS).

"Meski demikian, tim tidak mengesampingkan adanya kemungkinan intervensi pihak ketiga," demikian isi laporan tersebut.

Selain itu, tim penyelidik juga tak menemukan bukti untuk mendukung dugaan kendali MH370 telah diambil alih kendali jarak jauh.

Ketua tim investigasi Kok Soo Chon mengatakan, dia memutuskan tim tidak dapat memastikan penyebab salah satu misteri terbesar dunia penerbangan itu.

"Jawabannya baru bisa diketahui jika puing-puing pesawat ditemukan," ujar mantan direktur jenderal Departemen penerbangan Sipil Malaysia itu. Malaysia Airlines MH370 menghilang dalam penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing pada 8 Maret 2014 bersama dengan 239 orang penumpang dan awak.

Pesawat itu menghilang tak lama setelah serah terima rutin dari pengawas lalu lintas udara Malaysia ke Vietnam. Saat itu, kalimat terakhir yang diterima menara pengawas adalah "Selamat malam Malaysian tiga-tujuh-nol."

Tak lama setelah kalimat tersebut, menara pengawas Malaysia kehilangan kontak dengan pesawat tersebut di satu tempat di atas Malaysia dan Vietnam.

Muncul bukti yang menunjukkan pesawat melenceng dari jalur terbangnya dan menuju ke Samudera Hindia, seperti tertangkap radar militer dan sipil di sekitar lokasi. Fakta itu memunculkan teori adanya kemungkinan pembajakan atau aksi terorisme.

"Tim tidak dapat memastikan apakah pesawat diterbangkan seseorang selain pilot," masih isi laporan tersebut.

"Di kemudian hari, uji coba simulator menunjukkan bahwa pembalikan arah nampaknya dibuat saat pesawat masih dikendalikan secara manual dan bukan kendali otomatis."

"Perubahan arah saat dalam mode manual merupakan bukti adanya campur tangan yang tidak sah," ujar Kok.

Tim penyidik menambahkan, perubahan jalur penerbangan itu amat sulit dikaitkan dengan kegagalan sistem di dalam pesawat.

Sebab, pesawat tersebut amat layak terbang dan catatan pemeliharaan menunjukkan pesawat tersebut dilengkapi dan dipelihara sesuai dengan aturan yang berlaku.

"Nampaknya, manuver seperti itu disebabkan sistem pesawat sudah dimanipulasi," masih menurut laporan tersebut.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved