Cuaca Tak Menentu, Nelayan Masih Enggan Melaut

Masyarakat diimbau untuk terus memperbarui informasi cuaca melalui situs resmi BMKG.

TRIBUN KALTIM / GEAFRY NECOLSEN
Para nelayan di wilayah pesisir memanfaatkan waktu luang, di tengah cuaca yang tak mendukung melaut, untuk memperbaiki alat tangkap ikan milik mereka. 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Hingga saat ini, para nelayan kawasan pesisir belum berani melaut, karena cuaca yang idak menentu.

Tidak hanya hujan dan angin, gelombang tinggi juga membuat para nelayan memilih untuk menyandarkan kapalnya.

Saat ini para nelayan lebih banyak beraktivitas di darat, seperti memproduksi ikan asin, memperbaiki alat tangkap ikan, atau sekadar merawat kapal mereka.

Camat Bidukbiduk, Syafri, membenarkan bahwa warganya yang berprofesi sebagai nelayan kebanyakan berhenti melaut sementara waktu, sambil menunggu cuaca cerah.

“Memang masih ada beberapa nelayan yang tetap mencari ikan, tapi lokasinya tidak jauh. Hanya di sekitaran dermaga Teluk Sulaiman saja. Cuaca di sini sulit diprediksi, karena kadang cuaca berubah  hujan dan angin kencang," ungkapnya, Senin (6/8/2018).

Syafri juga mengingatkan warganya agar tidak nekat melaut dalam kondisi cuaca yang kurang bersahabat.

Baca juga:

Simak Deret Video Amatir Gempa NTB; Warga Panik Berhamburan hingga Kondisi Kerusakan Bangunan

PKPU HI Tawarkan Hewan Kurban Mulai Rp 1,5 Juta, Bakal Jangkau Daerah Terpencil Nusantara

Sultan Adji Muhammad Salehuddin II Tutup Usia, Muncul Wacana Pengusulan Jadi Pahlawan Nasional

Presiden Venezuela Diserang Drone Peledak, TNI AU Ingatkan Penerapan Aturan 'No Flight Zone'

Imbauan yang sama juga disampaikan oleh Kapolsek Bidukbiduk, AKP Herman.

Dirinya meminta masyarakat, khususnya nelayan dan penyedia jasa transportasi laut, memerhatikan peringatan Badan Meteorologi Klimitologi dan Geofisika (BMKG), tentang gelombang laut yang sedang tinggi.

Sebab, berdasarkan peringatan yang dikeluarkan BMKG, dalam beberapa hari ini, gelombang diperkirakan mencapai 1,5 hingga 2,5 meter.

Kondisi ini sangat berisiko bagi para nelayan tradisional yang menggunakan kapal dengan ukuran di bawah 10 GT.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved