Festival Kampung Telihan di Muara Muntai, Tampilkan Seni Kuda Kepang hingga Beseprah

KECAMATAN Muara Muntai, Kutai Kartanegaratergolong unik karena memiliki akses jalan terbuat dari kayu ulin terhubung ke 4 desa

Penulis: Rahmad Taufik | Editor: Sumarsono
Tribun Kaltim
Ratusan warga ikut acara beseprah untuk memeriahkan Fastival Kampung Kutai yang digelar 25-28 Agustus 2018. Acara festival ini didukung warga 5 desa, yakni Muara Muntai Ulu, Muara Muntai Ilir, Kayu Batu, Pulau Harapan dan Rebak Rinding. 

TRIBUNKALTIM.CO - KECAMATAN Muara Muntai, Kutai Kartanegaratergolong unik karena memiliki akses jalan terbuat dari kayu ulin yang saling terhubung ke 4 desa, yakni Desa Muara Muntai Ulu, Muara Muntai Ilir, Kayu Batu dan Rebak Rinding.

KONSTRUKSI serupa jembatan kayu karena memiliki tiang pancang yang ditanam di tanah, rawa hingga pinggiran sungai. Warga sekitar menyebutnya telihan atau jembatan ulin.

Tak heran, ada nama Kampung Telihan di Desa Muara Muntai Ulu yang melahirkan ide bagi para pemuda Muara Muntai untuk menggelar Festival Kampung Telihan (FKT) pada 25-28 Agustus 2018.

Kampung dengan jembatan kayu terpanjang ini kerap menarik perhatian turis asing. Lewat ajang FKT ini, warga ingin mempromosikan kampungnya agar makin dikenal secara luas. Warga Muara Muntai menyambut FKT dengan gegap gempita.

Baca: Mengenal Lebih Dekat Aqsa Sutan Aswar, Pemuda 20 Tahun Peraih Medali Emas Cabang Jetski

Para pemuda kreatif mendandani kampungnya hingga tampak artistik. Di gapura masuk samping kanan, mereka membuat kreasi simbol hati dari rangkaian bambu. Di sekeliling simbol hati ini dipasang lampu hias sehingga pada malam hari makin indah kelihatan indah.

Warga menjadikannya sebagai photo booth. Pengunjung menyempatkan untuk berfoto dengan latar belakang simbol hati untuk diunggah ke media sosial.

Di bagian atas gapura, sebuah tulisan 'Selamat Datang di Kampoeng Halaman' menyambut setiap pengunjung. Acara pegelaran budaya dan kesenian dipusatkan di Lapangan Satria.

Pada pembukaan FKT kemarin malam, masyarakat dan pengunjung disuguhi pawai obor dari anggota Pramuka, kesenian tingkilan, lawak, permainan musik tradisional yang dibawakan para seniman lokal dan pertunjukan kuda kepang yang biasa disuguhkan saat acara pernikahan.

Baca: Pramuka SMP Negeri 15 Balikpapan Berpartisipasi Amankan Jalur Jambore Mudhogs

Pengunjung juga bisa melihat pameran foto wajah Muara Muntai tempo dulu. Dari foto-foto lawas, pengunjung bisa mengetahui bahwa konsep Jembatan Telihan ini digagas Camat Muara Muntai yang kedua, yakni M Ishak Alie. Jembatan pertama dibangun dari pelabuhan ke pendopo pada 1976.

Acara FKT dibuka Plt Bupati Kukar Edi Damansyah ditandai dengan pemukulan gendang secara bergantian. "Acara ini sangat luar biasa, terima kasih atas ide cemerlang dari para pemuda Muara Muntai," ujar Edi.

Ia menuturkan, FKT bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. Edi menghargai upaya masyarakat 5 desa yang gotong rotong menyiapkan acara FKT kali ini. Ketua Panitia FKT Wahyudin Noor mengatkan, tujuan digelar FKT untuk menggali potensi di Muara Muntai, seperti seni budaya dan obyek wisatanya.

Baca: VIDEO TEASER - Caleg Millenial Bertarung Rebut Hati Rakyat

Pada hari kedua, panitia menggelar acara beseprah atau makan bareng bersila. Jembatan kayu sepanjang 150 meter ini dipenuhi ratusan warga, pelajar dan beberapa komunitas duduk lesehan. Di tengah mereka, segala makanan tradisional tersaji dengan beralaskan daun pisang, seperti serondeng, asam manis terung Jawa, sambal sarden dan getuk.

Bahkan Kepala Dinas Pariwisata Kukar Sri Wahyuni bergabung dengan warga sekitar untuk beseprah. Ia memberikan apresiasi yang tinggi kepada warga sekitar. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved