Desanya Masuk Program Kampung Berseri Astra, Ini yang Diharapkan Warga Pampang
Seperti yang disampaikan Frida Ding, salah seorang pedagang souvenir di Art Shop, Lamin Budaya Desa Pampang.
Penulis: Rafan Dwinanto |
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Rafan A Dwinanto
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Diresmikannya Pampang sebagai lokasi Kampung Berseri Astra (KBA), disambut antusias oleh masyarakat.
Masyarakat Pampang berharap program KBA bisa meningkatkan kualitas hidup mereka.
Seperti yang disampaikan Frida Ding, salah seorang pedagang souvenir di Art Shop, Lamin Budaya Desa Pampang.
"Ya pasti senang," kata Frida, Kamis (22/11/2018).
Sebagai warga yang menggantungkan hidup dari berdagang aneka souvenir khas Suku Dayak, Frida berharap Program KBA bisa mendatangkan banyak wisatawan ke Pampang.
Meski sudah lama berstatus sebagai Desa Budaya, tingkat kunjungan wisatan di Pampang relatif sepi.
Biasanya pengunjung hanya datang di akhir pekan atau saat ada acara tertentu saja.
"Ya kebanyakan sepinya. Tergantung pada tamu. Paling sehari kita hanya dapat untung Rp 25 ribu sampai Rp 50 ribu," kata Frida, didampingi Pline, rekannya sesama pedagang.
Problem utama yang dihadapi Frida dan pedagang souvenir lainnya di Pampang, adalah pemasaran.
Karena cara berdagang yang masih konvensional, penjualan souvenir sangat bergantung pada tingkat kunjungan wisatawan.
"Seandainya saja ada yang pesan-pesan begitu. Jadi kita hanya buatkan saja. Tidak perlu susah menunggu pembeli," ungkapnya.
Seperti pedagang souvenir di Pampang lainnya, Frida belum memanfaatkan internet sebagai sarana pemasaran produk.
Adapun souvenir yang dijajakan pada Art Shop Lamin Budaya Pampang meliputi Mandau (senjata khas), kalung manik, gelang manik, aneka tas manis, topi adat, kain batik dayak, dan lainnya.
"Kalau ada yang pesan kan kita tinggal kirim-kirim saja," tuturnya. (*)