Tertarik Hisap Madu Kalulut Langsung dari Sarang, Cukup Bayar Rp 20 Ribu
Madu kalulut memiliki kandungan propolis, bivolin, royal jelly, binifum yang diyakini kualitasnya lebih baik dari lebah madu
Penulis: Rahmad Taufik | Editor: Adhinata Kusuma
Tertarik Hisap Madu Kalulut Langsung dari Sarang, Cukup Bayar Rp 20 Ribu
TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Suwondo (52), warga Dusun Pulo Mas RT 03, Desa Buana Jaya, Kecamatan Tenggarong Seberang, sedang menikmati hasil panen madu kalulut atau madu bukan berasal dari lebah, melainkan dari spesies triguna, Jumat (23/11).
Bahkan sehari dia bisa menjual sampai 3 liter madu seharga Rp 1,8 juta. "Saya punya koloni atau sarang madu kalulut hingga 20 koloni, sebelumnya saya punya 12 koloni," ujarnya ditemui di kebun belakang rumahnya.
Suwondo membudidayakan madu kalulut sudah hampir 2 tahun. Awalnya, dia menemukan satu koloni kalulut di kebunnya. Lalu ia memecahnya menjadi 2 koloni hingga sekarang terus berkembang menjadi 20 koloni. Ia memanen madu kalulut tiap 3 bulan sekali.
Baca: Telkomsel Tambah Tiga Armada Combat Jelang Natal dan Tahun Baru
Baca: Penyerang Mitra Kukar, Fernando Rodrigues Diincar Klub Malaysia Kedaf FA
Baca: Keluarga Korban Jatuhnya Pesawat Lion Air PK-LQP Gugat Boeing, Ini Alasannya
Satu koloni yang kuat dan besar bisa menghasilkan setengah liter madu kalulut. Madu kalulut ini memiliki kandungan propolis, bivolin, royal jelly, binifum yang diyakini kualitasnya lebih baik dari lebah madu. Suwondo membuat kotak kayu bekas ukuran 10x30x40 cm.
Selama ini ia belajar budidaya madu kalulut secara praktis lewat media YouTube. "Hewan triguna sendiri memiliki 90 lebih spesies. Sedangkan saya mengembangkan spesies itama yang madunya agak asam tapi menghasilkan propolis lebih banyak," tuturnya.
Kandungan propolis yang lebih banyak ini sangat baik untuk pengobatan penyakit, seperti jantung, ginjal, darah tinggi dan hepatitis. Selain menyiapkan kotak kayu, Suwondo juga menanam bunga sepanjang musim, seperti antigonon (air mata pengantin), rambutan, belimbing dan palem.
Bunga dari tanaman tersebut merupakan sumber nektar untuk menghasilkan madu kalulut. Panen madu kalulut ini sangat tergantung pada lingkungan sekitar, yakni ketersediaan sumber nektar.
"Saya pernah beli benih bunga antigonon, saya tanam baru tumbuh satu. Hingga kemudian seorang teman dari Sutubondo membawakan 2 kg benih antigonon warna putih dan merah," kata Suwondo.
Kini bunganya sudah bermekaran dan siap dihisap untuk menghasilkan madu kalulut. Madu kalulut milik Suwondo ini diminati pelanggan dari Jawa.
Bahkan ia mengaku kewalahan menerima pesanan pelanggannya. Maklum, produksi madu kalulut Suwondo masih terbatas.
Sekali panen, ia bisa menghasilkan 6 liter madu. Suwondo mengemas madu kalulut ini dalam botol air mineral isi 350 cc. Harganya mencapai Rp 200 ribu.
Selain warga sekitar, pelanggannya berasal dari perusahaan tambang hingga pengusaha sarang burung walet.
"Selama ini istri saya yang memasarkan produk madu kalulut ini. Promosinya juga lewat media sosial," ujarnya.
Bahkan, pengunjung yang pesan langsung ke lokasi budidaya madu kalulut ini bisa menyedot cairan madu dari sarangnya dengan menggunakan pipet atau sedotan. Fairus, seorang pengunjung, mengaku ketagihan usai menyicipi madu kalulut ini.
"Rasanya segar karena langsung disedot dari sarangnya. Bedanya madu kalulut ini agak asam, tapi tetap enak," ucapnya saat mengunjungi lokasi budidaya madu kalulut milik Suwondo kemarin.
Warga yang mengisap langsung madu kalulut cukup membayar Rp 20 ribu. (top)