Perusakan Atribut Demokrat
SBY Gelar Rapat Darurat di Kuningan, Bahas Perusakan Atribut Demokrat
Informasi dan kesaksian di lapangan, baik PDI-P maupun Partai Demokrat bukanlah 'master-mind' dan inisiator dari kasus perusakan atribut.
SBY Gelar Rapat Darurat di Kuningan, Bahas Perusakan Atribut Demokrat
TRIBUNKALTIM.CO - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ketua Umum Partai Demokrat memimpin langsung rapat darurat Partai Demokrat.
Rapat darurat tersebut berlangsung di kediaman SBY di Kuningan, Jakarta, Selasa (11/12/2018) siang.
"Kami menyebutnya rapat darurat karena cepat sekali. Kami mengundang Ketua Dewan Pembina, Dewan Kehormatan, Sekjen, Bendum, Komandan Kogasma, bahkan kami mengundang DPD Riau dan DPD Pekanbaru," kata Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan kepada wartawan sesaat sebelum rapat dimulai.
Perusakan Atribut Demokrat di Pekanbaru, SBY Yakin Jokowi Tak Terlibat
Hinca mengatakan, rapat ini dilakukan untuk menindaklanjuti kasus perusakan atribut Demokrat di Pekanbaru, akhir pekan lalu.
Terutama, setelah Menko Polhukam Wiranto menyampaikan pernyataan bahwa perusakan itu dilakukan oknum Partai Demokrat dan PDI-P.
"Kami akan merumuskannya dan memberitahukan kepada masyarakat luas agar duduk soalnya terang benderang sehingga tidak perlu tafsir lain atau bikin atau menyiapkan atau membuat malah enggak jelas," kata dia.
SBY sebelumnya sudah menyatakan bahwa ia berbeda pendapat dengan Wiranto.
Menurut SBY, berdasarkan informasi dan kesaksian di lapangan, baik PDI-P maupun Partai Demokrat bukanlah 'master-mind' dan inisiator dari kasus perusakan atribut.

"Menurut kita, pernyataan Menko Polhukam terlalu cepat dan mengkerdilkan soal, menyepelekan soal. Padahal sesungguhnya itu tidak seperti itu," kata Hinca.
Hingga berita ini diturunkan, rapat masih berlangsung secara tertutup.
Atribut berupa poster dan bendera Partai Demokrat di Kota Pekanbaru dirusak orang tak dikenal pada Sabtu (15/12/2018) dini hari.
Saat itu, SBY dan Jokowi sama-sama tengah berada di Pekanbaru.
Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Imelda Sari menyebutkan, ada ribuan atribut yang dirusak dan diturunkan oleh orang tak dikenal.
Di dekat bendera dan spanduk yang dirusak itu, ada juga deretan bendera parpol lain seperti Partai Golkar, PSI dan PDI-P.