INACA Buka-bukaan Soal Sempat Meroketnya Harga Tiket Pesawat Pasca Natal

Ketua Indonesia National Air Carriers Association ( Inaca) Ari Askhara mengatakan, kenaikan harga tiket tersebut terjadi karena berbagai hal.

Kompas.com
Ilsustrasi harga tiket pesawat sempat meroket pasca Natal 2018. Kini seluruh maskapai penerbangan sepakat kembali menurunkannya hingga 60 persen di berbagai rute tujua domestik. 

Masyarakat sempat mengeluhkan tingginya harga tiket pesawat belakangan ini. Bahkan warga Aceh yang akan ke Jakarta terpaksa terbang dulu ke Kualalumpur lalu dari Kualalumpur ke Jakarta.

///

TRIBUNKALTIM.CO, JKARTA - Masyarakat sempat mengeluhkan tingginya harga tiket pesawat belakangan ini.

Bahkan warga Aceh yang akan ke Jakarta terpaksa terbang dulu ke Kualalumpur lalu dari Kualalumpur ke Jakarta.

Tiket penerbangan dari Banda Aceh Minggu (13/1/2019) menggunakan maskapai Air Asia pukul 11.10 WIB via Kuala Lumpur dan tiba di Bandara Sukarno Hatta, pukul 19.30 WIB hanya Rp 716.800.

 
Bandingkan dengan penerbangan jam yang sama menggunakan maskapai Lion Air dari Banda Aceh pukul 06.00 WIB via Bandara Kualanamu Medan dan seterusnya menggunakan maskapai Batik Air dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta pukul 12.20 WIB dengan harga Rp 3.012.800. 

Ketua Indonesia National Air Carriers Association ( Inaca) Ari Askhara mengatakan, kenaikan harga tiket tersebut terjadi karena berbagai hal.

Salah satu faktornya karena memasuki peak season Natal dan Tahun Baru 2019.

“Jadi memang trigger-nya karena peak season. Tapi, margin memang dikarenakan adanya kenaikan variabel-variabel, avtur, kemudian kurs dan pinjaman. Karena semua airline ada utang segala macam kan,” ujar Ari di Jakarta, Minggu (13/1/2019).

Ari menilai kenaikan harga tiket pesawat ini masih dalam batas wajar.

Kenaikan harga tiket pun bukan hanya terjadi pada tahun ini saja.

“Sebenarnya sudah ajak sejak 2016 dan hanya terjadi saat peak season,” kata Ari.

Ari menjelaskan, dengan penurunan harga tiket yang dilakukan saat ini para maskapai harus melakukan efisiensi.

Namun, faktor keselamatan akan tetap dijunjung oleh para maskapai.

“Mereka harus efisiensi, kalau enggak kita akan susah. Efisiensi banyak, saya serahkan kepada airline. Karena berbagai airline efisien masing-masing bisa berbeda,” ucap dia.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved