Banjir di Sulsel

Kisah Nenek Nur Janna yang Meninggal Usai Peluk Pohon & Gendong Cucunya 3 Jam saat Banjir di Sulsel

Kisah heroik seorang nenek yang menyelamatkan cucu kesayangannya saat banjir besar melanda Sulawesi Selatan, jadi viral di jagad maya.

Instagram @anandadina
nenek gendong cucu saat banjir di Kabupaten Gowa 

Kisah Nenek Nur Janna yang Meninggal Usai Peluk Pohon & Gendong Cucunya 3 Jam saat Banjir di Sulsel

TRIBUNKALTIM.CO - Kisah heroik seorang nenek yang menyelamatkan cucu kesayangannya saat banjir besar melanda Sulawesi Selatan, jadi viral di jagad maya.

Dalam foto yang bereda di media sosial, terlihat tangan Nur Janna terus memeluk erat cucunya, Waliziab Muhammad Nur (2), sambil berpegangan di sebuah pohon ketika banjir melanda rumah mereka di Kompleks BTN Zigma Royal Part Kelurahan Pangkabinanga, Kecamatan Pallangga, Gowa, Rabu (23/1/2019).

Sebelumnya, pegangan Nur Janna dan cucunya sempat terlepas dan terseret banjir. Keduanya berhasil selamat setelah warga melempar pelampung.

Sayangnya, banjir begitu deras dan cepat bertambah tinggi. Nur Janna dan cucunya pun terpaksa berpegangan di sebuah pohon agar tidak terseret lagi.

Setelah vertahan kurang lebih tiga jam, Nur Janna dan cucunya berhasil dievakuasi oleh tim SAR.

"Untung ada warga yang tolong lalu dikasih pelampung. Mertua saya kembali berpegangan di ranting sambil gendong cucu. Tiga jam dia berpegangan sambil menunggu pertolongan," kata Nurfardiansyah, menantu Nur Janna.

Baca: UPDATE - Banjir Melanda 53 Kecamatan di Sulsel; 8 Tewas, 4 Hilang, Ribuan Warga Mengungsi

Sang Nenek Meninggal 

Setelah itu, Nurfardiansyah segera membawa Nur Janna dan Waliziab ke Rumah Sakit Syekh Yusuf, Gowa, untuk dirawat.

Namun, satu jam setelah perawatan, nenek Nur Janna akhirnya menghembuskan napas terakhir.

"Sempat dipulangkan ke rumah karena baik-baik perasaannya. Tapi tadi habis Ashar tidak enak perasaannya," kata Nurfardiansyah, Rabu (23/1/2019), dilansir dari Tribun Timur.

Baca: Makassar dan 6 Kabupaten di Sulsel Banjir, Poros Bone-Makassar via Camba dan Pangkep Lumpuh Total

Nurfardiansyah menceritakan, saat banjir melanda, dirinya tak berada di rumah. Dirinya sempat menelepon ibu mertuanya untuk menyelamatkan diri.

"Mertua saya terus berjalan. Air rupanya terus meninggi. Melalui telepon, saya minta dia mencari pegangan ke pohon," kisah Nurfardiansyah.

Dirinya juga meminta warga untuk memotret kondisi Nur Janna dan mengirimkannya ke Tim SAR agar segera mendapat pertolongan.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved