Sopir Angkot Demo Geruduk Kantor Gubernur Kaltim, Mengaku Pendapatan Tak Cukup untuk Keluarga
Sebelum adanya transportasi online, setengah hari dirinya bisa mendapatkan Rp 150 ribu lebih, namun sekarang Rp 100 ribu dalam sehari pun sulit.
Penulis: Christoper Desmawangga |
Sopir Angkot Demo Geruduk Kantor Gubernur Kaltim, Mengaku Pendapatan Tak Cukup untuk Keluarga
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Untuk kesekian kalinya sopir taksi konvensional atau yang kerap disebut sopir angkutan kota (angkot) menggelar aksi unjuk rasa.
Selasa (29/1/2019) pagi tadi, ratusan supir angkot menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Kaltim, jalan Gajah Mada.
Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes atas banyaknya driver transportasi online di Samarinda, yang mengakibatkan semakin berkurangnya pendapatan sopir angkot.
BREAKING NEWS - Bawaslu Temukan Ratusan Tabloid Indonesia Barokah di Kantor Pos Balikpapan
Jelang Imlek, Klenteng Guang De Miao Mandikan Patung Dewa Dewi, Ada yang Berusia Seratus Tahun
Rekap Sementara Leg Pertama 32 Besar Piala Indonesia - Arema, Persija dan PSM Makassar Menang Mulus
Suherman (48), warga jalan Sentosa yang telah lama menjadi sopir angkot ini mengaku tidak mempermasalahkan adanya transportasi online.
Namun, dia meminta agar diatur jumlahnya, dan wilayah kerja dari transportasi online juga diberlakukan.
Pasalnya, sejak adanya transportasi online, pendapatanya dari hari ke hari semakin menurun. Sebelum adanya transportasi online, setengah hari dirinya bisa mendapatkan Rp 150 ribu lebih, namun sekarang Rp 100 ribu dalam sehari pun sulit didapatkannya.
"Tidak apa-apa, namanya sama-sama cari rezeki, tapi harusnya diatur jumlahnya, jangan ditambah terus, lalu zona mereka ambil penumpang. Terminal, mall, pelabuhan itu zona merah, jangan mereka ambil disana, boleh ambil disana, tapi jarak 100 meter," ucapnya, Selasa (29/1/2019).
"Setoran kami Rp 60 ribu - Rp 70 ribu sehari, dapat uang paling Rp 100 ribuan, kita dapat bersihnya ya dibawah Rp 50 ribu, tidak cukup pak untuk anak istri di rumah," tambahnya.
Dia mengaku, akibat banyaknya transportasi online, banyak rekan-rekannya sesama sopir angkot yang alih profesi, biasanya berjualan, maupun menjadi buruh.
"Banyak yang ganti profesi, bahkan sekarang pemilik angkot juga narik di jalanan," jelasnya.
"Harusnya mereka (transportasi online) juga sadar dan mengerti, kita menunggu penumpang berjam-jam, tiba-tiba mereka datang langsung ambil penumpang, tentu kita kesal," ungkapnya.
Live Streaming 32 Besar Piala Indonesia - PS Mojokerto Putera Vs Borneo FC Tayang Hari Ini
Sambut Hari Pers 2019, Alfamidi Beri Cashback 50 Persen Khusus Wartawan Seluruh Indonesia
Aturan mengenai pemberlakuan zona mengangkut penumpang juga harus dibuat, pasalnya selama ini angkot juga terbatas wilayah untuk mengangkut penumpang, karena ada batasan trayek.
"Ada zona yang harus diatur, karena kita juga dibatasi trayek. Harus ada aturan lah tentang ini, supaya enak juga kita kerja," terangnya.

Berikut tuntutan sopir angkot yang tergabungan dalam Orgatrans Kaltim kepada Pemerintah :