Setahun Meninggalnya Nusyirwan, Kursi Wawali Samarinda Belum Terisi, Begini Progres Terbarunya

"Bahwa ini tidak terlepas dari Walikota. Tapi kita sudah jadwalkan paripurna penetapan Tatib pemilihan Wawali di DPRD Samarinda 27 Februari," ucapnya.

Penulis: Rafan Dwinanto |
TRIBUN KALTIM/NEVRIANTO HP
Sejumlah warga dan jemaah menyalatkan almarhum Nusyirwan Ismail, dipimpin oleh Ketua MUI Kaltim, Hamri Haz, imam besar Masjid Islamic Center Muhammad Fahruddin wahab sekitar pukul 10.05 WITA, Rabu (28/2/2018). 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Sabtu (16/2/2019), keluarga besar mendiang Wakil Walikota Samarinda, Nusyirwan Ismail, akan menggelar haul (peringatan) ke 1 tahun, meninggalnya almarhum Nusyirwan Ismail.

Haul ini akan digelar di rumah keluarga besar Nusyirwan, di Jalan Basuki Rahmat, Samarinda.

Setahun sepeninggal Nusyirwan, posisi Wakil Walikota yang ditinggalkannya belum terisi.

Usut Kasus Mafia Bola, Pelatih Persiba Balikpapan Ikut Dipanggil Satgas, Ini Keterangannya

Dua Nelayan Sempat Dikabarkan Hilang, BPBD Keluarkan Peringatan Waspada di Perairan Bontang

Cek Jadwal Event dan Promo di Plaza Balikpapan Akhir Pekan Ini

Meskipun, kasak-kusuk dan proses menuju pengisian jabatan ini, sudah berporses hampir setahun pula.

Ketua DPD NasDem Samarinda, Joha Fajal menyebut, cepat atau lambatnya pengisian kursi wawali ini, tak lepas dari Syaharie Jaang, selaku Walikota Samarinda.

"Bahwa ini tidak terlepas dari Walikota. Tapi kita sudah jadwalkan paripurna penetapan Tatib (tata tertib) pemilihan Wawali di DPRD Samarinda 27 Februari," kata Joha, Jumat (15/2/2019).

Setelah Tatib pemilihan ditetapkan, kata Joha, selanjutnya DPRD Samarinda alan membentuk kepanitiaan yang mengurus proses wawali.

"Kerjanya selain menyiapkan pemilihan, juga menyurati Walikota, meminta dua nama segera di usulkan," katanya lagi.

Pada Tatib pula, lanjut Joha, diatur tugas panitia pemilihan. Selain itu, diatur pula batas waktu penyerahan dua nama calon wawali, yang nantinya akan dipilih oleh DPRD Samarinda.

"Tatib menjadi dasar panitia pemilihan bekerja," katanya.

Berlarutnya proses pengisian kursi wawali ini, menurut Joha, disebabkan tidak adanya panitia pemilihan yang bertugas mengawal proses pengisian kursi wawali.

"Langkahnya nanti bersurat atau bagaimana. Semua sudah ada. Harinya pun sudah ada. Begitu tatib sudah ada maka ada tim yg memulai. Selama ini permasalahan nya tidak ada yang memulai," urainya.

Sekadar informasi, Partai Demokrat, PKS, dan Nasdem, merupakan partai pengusung pasangan Syaharie Jaang-Nusyirwan Ismail pada Pilwali 2015, Samarinda.

Ketiga partai inilah yang berhak mengusulkan dua nama calon pengganti wawali, kepada Walikota Samarinda. Selanjutnya, Walikota mengirimkan dua nama calon pengganti tersebut, untuk dipilih oleh DPRD Samarinda.

PKS sudah sepakat mengusung Sarwono yang kini menjabat sebagai Anggota DPRD Samarinda. Sedangkan NasDem menyodorkan nama Saefuddin Zuhri, yang menjabat sebagai Anggota DPRD Kaltim. Sementara, Partai Demokrat dikabarkan mengusung Barkati, pegawai negeri sipil, sekaligus tokoh masyarakat Samarinda.

"Harus dibicarakan dari tiga partai ini siapa yang diloloskan dari tiga nama jadi dua. Dulu, kita tiga partai sudah duduk bersama. Tapi belum ada kesepakatan memutuskan dua nama. Karena Demokrat ini belum jelas. Dorong nama atau tidak. Kita belum tahu. Demokrat katanya Barkati, tapi belum disampaikan secara resmi. Hanya isu yang beredar saja. Dengar dengar tapi belum jelas," tutur Joha. (*) 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved