Bulan Perige Datang Lagi, BMKG Berau Imbau Masyarakat Waspadai Naiknya Permukaan Air Laut
Fenomena bulan perige ini diperkirakan akan terjadi pada hari Selasa, 19 Februari 2019 ini, sekitar pukul 16.02 WIB.
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Berau, kembali mengimbau masyarakat agar mewaspadai fenomena bulan perige, atau posisi bulan yang condong lebih dekat dengan bumi.
Fenomena bulan perige ini diperkirakan akan terjadi pada hari Selasa, 19 Februari 2019 ini, sekitar pukul 16.02 WIB disusul kemudian bulan purnama sekitar pukul 22.53 WIB.
Fenomena bulan perige, pergerakan bulan yang mendekati bumi ini, menurut Kepala Stasiun Meteorologi Kabupaten Berau, Tekad Sumardi, akan berdampak gelombang pasang air laut.
Pasalnya, pasang surut permukaan air laut, erat kaitannya dengan pergerakan bulan.
• Persib Bandung vs Arema FC - Milomir Seslija Sebut Tak Pernah Kalah dari Maung Bandung 4 Laga Akhir
• Hasil Lengkap Liga Spanyol - Sergio Ramos Kartu Merah, Real Madrid Kalah Tipis di Santiago Bernabeu
• Hasil Lengkap Liga Italia - Aksi Salvatore Sirigu Buat Napoli Gagal Dekati Poin Juventus di Klasemen
Karena itu, pihaknya mengimbau, agar masyarakat, terutama yang tinggal di kawasan pesisir dan kepulauan, agar mewaspadai naiknya permukaan air laut ini. Termasuk bagi wisatawan maupun lalu lintas pelayaran lainnya.
"Bulan purnama perige in adalah jarak terdekat bulan dengan bumi dan Bisa diamati hampir sepanjang malam dari mana saja, dengan syarat cuaca cerah," jelas Tekad Sumardi.
Menurutnya, perige adalah peristiwa astronomi biasa, pengaruhnya hanya terhadap pasang surut dan tinggi gelombang.
Tetapi ini yang harus diwaspadai oleh masyarakat. Karena itu himbauan BMKG untuk masyarakat Berau, agar tetap melakukan aktivitas seperti biasa, hanya waspada terhadap air pasang yang lebih tinggi dari biasanya," paparnya.
Sebelumnya, fenomena ini sempat menyebabkan sebagian tempat wisata di Pulau Derawan, digenangi air akibat luapan air laut. Air laut naik ke darat, sekitar 30 meter dari bibir pantai, namun tidak sampai menimbulkan kerusakan.
BMKG Berau memprediksi, saat fenomena ini terjadi, gelombang laut mencapai 1 hingga 2 meter. Kondisi ini dapat mengancam keselamatan transportasi air, terutama nelayan tradisional yang menggunakan perahu kecil.
Termasuk transportasi wisatawan yang bisanya menggunakan speed boat berkapasitas 4 sampai 6 orang.
Beberapa hari lalu, seorang nelayan Filipina, hanyut hingga ke Kecamatan Bidukbiduk, karena terkena badai saat melaut di oerairan Filipina. Sebelumnya, nelayan asal Kampung Tanjung Batu, sempat dinyatakan hilang akibat cuaca buruk, namun nelayan tersebut berhasil ditemukan dalam keadaan selamat.
• Ramalan Zodiak Hari Ini Senin 18 Februari 2019, Cancer Introspeksi Diri dan Sagitarius Berhemat
• Soal Prabowo Kuasasi Lahan 220.000 Ribu di Kaltim, Jokowi Bantah Serang Personal
Karena itu, BMKG Berau, mengimbau masyarakat, terutama nelayan dan wisatawan yang beraktivitas di wilayah perairan agar mewaspadai fenomena ini.
Namun terlepas dari dampak yang ditimbulkan dari fenomena ini, Sumardi mengajak masyarakat untuk menikmati fenomena astronomi ini. Pasalnya, penampakan bulan jauh lebih besar dari biasanya. ]
Alhamdulillah kita bisa menikmati supermoon, karena diperkirakan bulan lebih besar 10 sampai 14 persen dari biasanya," imbuh Sumardi. (*)